Mohon tunggu...
Slamet Parmanto
Slamet Parmanto Mohon Tunggu... Administrasi - traveller

part time traveller, full time dreamer\r\n\r\nparmantos.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anis Matta Kumpulkan Pengurus PKS Sedunia di Turki (Sebuah Opini)

24 April 2013   05:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:42 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13667552781832920057

[caption id="attachment_256805" align="aligncenter" width="297" caption="Sumber gambar : pkspiyungan.org"][/caption]

Jakarta - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta bersama rombongan berangkat ke Istanbul, Turki. Di Istanbul, Anis akan bertemu dengan pengurus perwakilan PKS luar negeri dan kader seluruh dunia. Selain itu, Presiden PKS dan rombongan berencana bertemu dengan pengurus AK Party yang kini berkuasa di Turki. AK Party sendiri telah cukup lama bekerjasama erat dengan PKS. Diharapkan, kader PKS dapat belajar dari AK Party yang berhasil mengubah Turki dari negara yang tidak diperhitungkan di Eropa menjadi salah satu negara yang perekonomiannya paling menggairahkan dan diperhitungkan di dunia. Turki yang sebelumnya dikuasai militer juga sukses mengelolah transisi negaranya menjadi negara demokrasi maju dan modern. Pertemuan akan digelar selama dua hari, 27-28 April 2013, disi dengan pengarahan Presiden PKS dan konsolidasi kader menghadapi Pemilu 2014. Kader PKS di seluruh dunia tercatat sebanyak 7.000 orang yang tersebar di 22 negara. Sejauh ini jumlah tersebut merupakan jumlah kader partai politik terbesar yang berada di luar negeri. Sumber : Detik.com

Dalam beberapa sisi, karakteristik dan keadaan rakyat Turki dengan Indonesia mempunyai kesamaan. Meskipun tidak bisa dikatakan sama persis memang. Akan tetapi sudah sepantasnya partai-partai di Indonesia harus banyak-banyak belajar dengan AKP partai pimpinan Erdogan ini, jika benar-benar ingin memajukan dan mensejahterakan rakyat. AKP merupakan salah satu partai turunan dari Partai Islam bernama Partai Refah yang sempat berkuasa namun kemudian di kudeta oleh militer tahun 1997.

Ya partai-partai di Indonesia yang masih berjumlah belasan ini harus belajar dari AKP. Belajar bagaimana para pemimpinannya begitu di-CINTAI rakyatnya, bahkan tidak hanya rakyat Turki sendiri banyak bangsa lain yang juga mencintai mereka. Bangsa Palestina dan Burma lah salah satu negara yang menikmati perasaan Cinta yang lintas negara dan bangsa itu.

Kedua, belajar bagaimana cara mereka BEKERJA membawa Turki menjadi negara modern dan demokratis. Di point inilah yang sangat-sangat menarik buat saya, kemajuan teknologi yang disokong oleh dana riset yang begitu besar mampu membuat Turki hampir sejajar dengan negara-negara eropa barat. Jika saat ini di Indonesia persaingan pekerja level menengah itu antara mereka yang berpendidikan SMA S1, tapi di Turki sudah dilevel master (S2). Banyak teman saya (orang Turki) saya tanya kenapa kamu pengin kuliah lagi? rata-rata mereka menjawab 'kalau hanya S1 kurang punya daya saing'. Bahkan untuk melamar menjadi dosen di universitas2 Turki adalah mereka yang sudah mempunyai gelar doktor. Dan satu lagi pendidikan di sini semuanya (khusus penduduk native) adalah gratis dari level SD sampai universitas milik pemerintah.

Kemudian yang terkahir adalah bagaimana mereka bisa melakukan HARMONISASI dengan bangsa Kurdi yang sejak lama mengangkat senjata melawan pemerintah Turki. Yang terkahir ini adalah perkembangan terbaru, bahkan sangat-sangat baru di tahun ini. Konflik dengan bangsa Kurdi (PKK) sudah banyak memakan ribuan jiwa tapi bisa diselesaikan dengan cukup manis. Tak hanya menjaga harmonisasi dalam negeri saja, Turki saat ini sangat memegang peran penting dalam menjaga harmonisasi lintas kawasan. Turki adalah satu-satunya negara anggota NATO yang berani bersuara keras menentang agresor Israel atas tanah Palestina.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? saya pikir sudah saatnya semua partai di Indonesia harus mulai mengganti selogan mereka menjadi selogan PKS yang baru sekarang ini yakni CINTA-KERJA-HARMONI. Karena ketiga hal itulah yang saat ini dibutuhkan bangsa kita. Jika itu terjadi, maka pada pemilu nanti Inshalloh saya akan menggunakan hak pilih saya dengan baik dan benar. Tidak lagi memanfaatkan keponakan saya yang masih balita untuk mencoblosi semua wajah CAPRES seperti pemilu yang sudah-sudah. Dan juga untuk membuktikan bahwa sistem Demokrasi masih memberikan harapan kepada rakyat untuk bisa lebih layak dan sejahtera. Jika Demokrasi tidak mampu, maka sudah saatnya bangsa kita untuk memikirkan ulang sistem apa yang terbaik buat bangsa ini. Komunis kah? Sosialis kah? atau kembali ke Sistem Islam yang sudah terbukti keampuhannya di masa lampau.

Salam Cinta dari saya

Parmantos

di Turki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun