Aku adukan besok padamu Bung. Kalau bisa
Sambil ngopi di telaga diatas rawa yang tenang tanpa prasangka
Diskusi kita mungkin hanya buih. Saat itu Aku tak lagi kembali
Tenanglah disana bung. Perjuanganmu dahulu masih menancap jelas di ubun-ubun
Permadani berkelebat menuju kerumun
Mereka diam dan hanya melirik
Kereta kuda berhenti. Kusir menarik pelana
Sepatu emas hitam dan balutan putih kanselir datang
Mengumandang teladan. Mencoba menghentikan pembataian akal
Serdadu kelabang seribu menjaga ketat
Seketika
Itulah yang terjadi
Wajah penuh muram dan lesu kini tenang
Tak ada rasa. Mereka kembali jua
Sekumpulan gagak hitam membawa mereka dengan perkasa
Lima pangeran selamat. Sementara waktu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H