Seperti halnya pemukiman yangberada di daerah tandus dan pegunungan kapur, maka persoalan air bersih adalahhantu yang menakutkan warga setiap tahunnya pada saat musim kemarau. Jangankanair untuk pertanian, air untuk kebutuhan sehari-hari sulit didapatkan. Makadidaerah seperti ini akan terjadi ketimpangan sosial dan masyarakat akanmeninggalkan desa, mencari kehidupan yang lebih baik, meskipun di kota yangdituju kehidupan yang diimpikan belum terwujud. Namun, karena persoalan maludan tidak adanya masa depan di desa, pilihan mengadu nasib ke kota adalahpilihan jelek dari berbagai pilihan lebih jelek yang ada.
Dapat dipastikan angka putussekolah akan tinggi, penduduk berada di bawah garis kemiskinan, pernikahandini. Mengingat biaya yang tinggi dengan jumlah penduduk yang relatif jarang,maka hampir tidak ada Pemerintah Daerah yang mau mengalokasikan APBD untukmembangun kawasan terpencil, termasuk desa di daerah pegunungan yang sulit air.Ibarat sebuah wajah, tentu Bupati akan lebih suka merias dan menunjukkankeberhasilan dalam memimpin daerahnya di lokasi yang padat penduduk dankeramaian, yaa....ini juga investasi 5 tahunan saat momen Pilkada.
Kisah Desa Kranggan Gunung Kidulyang baru bangkit ekonominya setelah adanya CSR dari berbagai BUMN dan BUMS.Hal yang sama terjadi di Rembang Jawa Tengah, sayangnya memang Rembang tidaksepopuler Gunung Kidul sehingga menarik dana filantropi (CSR) untuk disalurkandisana.
Rembang sebagai kabupatentermiskin nomor 3 di Jawa Tengah dan termiskin nomor 2 di Pati Raya (Rembang,Pati, Blora, Kudus) menunjukkan jika secara rata-rata sudah miskin, tentu dapatdibayangkan di daerah terpencil Rembang, khususnya di area pegunungan kendengyang merupakan kawasan yang cukup luas di Rembang.
Seperti di Dusun Wuni Desa Kajar,yang berada di lokasi terpencil dan berbatasan dengan Kabupaten Blora. DusunWuni yang berpenduduk 125 kepala keluarga (KK) atau 700 jiwa harus menempuh 1km untuk mendapatkan 1-2 jerigen air bersih dari Desa Waru yang masuk KecamatanJepon Kabupaten Blora. Dapat dibayangkan bagaimana pertanian di Dusun Wuni DesaKajar, yang untuk air bersih kebutuhan sehari-hari saja sangat sulitdidapatkan.
Di penghujung tahun 2016, WargaDusun Wuni Desa Kajar mendapatkan kado pergantian tahun yang sangat dinantikan.PT Semen Indonesia melakukan pipanisasi air sejauh 1 km dengan dana Rp 670 jutadan mampu mengalirkan air ke tandon dengan debit air 8.200 liter yang ditampungdalam tandon berukuran 5.100 liter.Â
Dengan kehidupan yang lebihbersih akan menciptakan kesehatan yang lebih baik, pada akhirnya meningkatkanproduktivitas warga Desa Kajar. Tentu ini baru langkah awal Semen Indonesia,karena seperti keberadaannya di Tuban, maka setelah kebutuhan dasar wargasekitar pabrik, maka peningkatan ekonomi menjadi hal yang utama. Langkah awalsudah dilakukan di Tegal Dowo dengan dibangunnya Embung Air, sehingga untukpertama kalinya desa tersebut dapat mendapatkan air pertanian selama 1 tahunpenuh dan akan meningkatkan panen dari hanya 1 kali setahun karena sawah tadahhujan menjadi 3 kali setahun karena sawah irigasi.
Membangun Indonesia harus daridesa. Membangun Desa harus ada partisipasi perusahaan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H