Transformasi Blok M Menjadi Kawasan Modern di Jakarta Raya
Kabar-kabari yang berseliweran di awal Tahun Baru 2025 ini harus diakui buanyak buanget, ntah itu kabar-kabari dari dalam negeri maupun kabar-kabari dari mancanegara seperti China, UE dan Amrik.
Baca sih baca kabar-kabari itu. Tapi nggak terlalu seriuslah. Masalahnya eijke tgl 6 Januari ini harus sudah balik ke kota Malang. So, baca yang ringan-ringan ajalah. Atau seperti kemarin aku nulis tentang Kopitiam Bakuah di Samandea Hill. Itu tak jauh dari rumah anakku Kenia dan Mulia.
Begitulah. Jumat 3 Januari sembari tunggu anakku balik dari Jekarte, semoga aje Adelina si nomor 3 akan ikut bersama Kakaknya ke Samanea. Soalnya besok mau dolan-dolan entah mau di bawa kemana ama anakku.
Aku sekarang hanya ingin mencoretkan sedikit tentang Blok M dimana Aku sempat melenggangkan kaki disana tgl 1 ybl. Pokoknya masuk dari arah Kejagung Jakarta nggak jauh juga dari Mabes Polri. Setauku kedua kantor negara itu sudah sejak lama berdiri disana ketika aku masih remaja ting-ting. Bahkan abangku pernah dapat proyek di Kejagung ketika itu. Sedangkan Kakakku tinggal tak jauh dari Blok M. Persisnya dia tinggal di Jln Bank raya, Blok P, dekat Jln Prapanca raya di mana di atasnya sudah berkelak-kelok jalan layang Pangeran Antasari.
Kedua anakku memang perhatian ama Bapaknya. Tau persis Bapaknya pernah melewatkan masa remajanya di Blok M hingga ke Radio Dalam raya, yang now di sebelahnya sudah settled komp Pondok Indah yang sekarang kelihatan biasa-biasa saja. Malah rumah Abangku yang bersebelahan dengan rumah Sineas Turino Djunaedi di Radio Dalam raya jauh lebih keren.
Nah, ketika masuk ke Blok M dari depan Kejagung. Rasa-rasanya keq masuk terowongan waktu. Ada eks bangunan sepertinya dibangun di awal kemerdekaan yang tadinya dijadikan Percetakan Keuangan Negara. Aku sempat berfoto disitu dan sempat nongkrong sejenak melepas Lelah. Maklumlah bagaimanapun penataannya Blok M sekarang, Jekarte tetep aja puanas. Kalaupun tak lama lagi La Nina meledak. Itu tak banyak pengaruhnya. Yang kebanjiran tetep aja banjir seperti di Kampung Melayu. Syukurlah itu cukup jauh dari Blok M. Setauku Blok M yang di Jaksel ini tak pernah kebanjiran. Tapi nggak deng, karena daerah Kakakku di Jln Bank raya yang berdekatan dengan Kemang, woah itu sih daerah banjir beneran. Sudahlah kasihan Kakakku yang sudah berakar dalam tinggal di area itu.
Banyak lapak-lapak kecil di Blok M ini yang sudah ditata baik. Semuanya menjajakan kuliner kekinian, termasuk cinderamata, terutama T-Shirt sablonan. Selesai dari area percetakan negara tempo doeloe ini kamipun meluncur agak ke tengah. Ee kami melewati jalan masuk kenderaan umum ntah itu TJ atau bus mini yang besarannya TJ, dan aku lihat kenderaan online pun banyak berkeliaran disana. Rasa-rasanya jalan masuk kenderaan umum ini tak berubah. Kami menyusuri jalanan setapak yang di depannya ada tulisan medium yang tak mencolok yi Taman Literasi Martha Christina Tiahahu. Kulihat ada simbol Coca Cola selaku sponsor disitu.