Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ngopi Pagi dan Kuliner Malam di Kota Malang : Sebuah Perjalanan Rasa

21 Desember 2024   18:46 Diperbarui: 21 Desember 2024   18:46 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Warmindo Merjosari pada tengah hari. Foto : Parlin Pakpahan.

Ngopi Pagi dan Kuliner Malam di Kota Malang : Sebuah Perjalanan Rasa

Kota Malang, dengan segala keindahan alam dan keramahtamahannya, memiliki daya tarik yang sulit ditolak, terutama dalam urusan ngopi dan kuliner. Bagi sebagian orang, pagi hari adalah waktu terbaik untuk menikmati secangkir kopi yang nikmat, sementara malam harinya menjadi momen mengeksplorasi kekayaan rasa yang ditawarkan kota ini.

Rutinitas pagi : sarapan dan ngopi

Bagi saya, pagi hari dimulai dengan rutinitas sederhana, yi sarapan diiringi secangkir kopi. Ketika rasa malas menyerang untuk membuat kopi sendiri dengan moka pot, biasanya saya keluar mencari warung kopi (warkop) pagi. Namun, warkop di Kota Malang yang buka pagi hari cukup terbatas. Untungnya, ada beberapa tempat yang menjadi andalan, seperti Caf Amstirdam di Joyoagung Raya dan Capella Coffee di Villa Bukit Tidar. Jika keduanya tutup, alternatif lainnya adalah turun sedikit ke bilangan Sunan Kalijaga untuk menemukan Kopi Cak Ril, atau menuju Simpang Ijen, di mana Kopi Mbah Lanang menyajikan kopi dengan cita rasa khas.

Malam hari : kota yang berubah suasana

Begitu malam tiba, suasana kuliner di Kota Malang berubah drastis. Kota ini seolah memiliki berbagai wajah, mulai dari yang merakyat hingga eksklusif. Ada tempat-tempat yang menjadi favorit komunitas tertentu, pelancong asing, hingga kalangan mahasiswa. Tidak jarang, suasana malam hari juga diwarnai oleh imajinasi para pebisnis yang bercita-cita setinggi langit.

Salah satu fenomena menarik adalah munculnya kuliner khas Bandung di Malang. Sebut saja Warmindo Merjosari, yang kini menjadi salah satu destinasi kuliner unik. Jika di Jabodetabek Warmindo hanya dikenal sebagai warung Indomie sederhana, di sini Warmindo telah bertransformasi menjadi tempat dengan lapak besar dan pelayanan prasmanan.

Dapur Warmindo Merjosari yang selalu sibuk. Foto : Parlin Pakpahan.
Dapur Warmindo Merjosari yang selalu sibuk. Foto : Parlin Pakpahan.

Warmindo Merjosari : lebih dari sekadar Indomie

Warmindo Merjosari tidak hanya menjual menu Indomie, tetapi juga menyajikan Seblak, kuliner khas Bandung yang menggugah selera. Setelah memilih menu seblak dengan berbagai topping seperti sosis atau bakso, pelanggan diajak menentukan tingkat kepedasan, dari level 1 hingga 5. Namun, saya sarankan untuk berpikir dua kali sebelum memilih level 5, karena pedasnya dapat membuat anda serasa disengat ribuan tawon!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun