Ngopi Pagi dan Kuliner Malam di Kota Malang : Sebuah Perjalanan Rasa
Kota Malang, dengan segala keindahan alam dan keramahtamahannya, memiliki daya tarik yang sulit ditolak, terutama dalam urusan ngopi dan kuliner. Bagi sebagian orang, pagi hari adalah waktu terbaik untuk menikmati secangkir kopi yang nikmat, sementara malam harinya menjadi momen mengeksplorasi kekayaan rasa yang ditawarkan kota ini.
Rutinitas pagi : sarapan dan ngopi
Bagi saya, pagi hari dimulai dengan rutinitas sederhana, yi sarapan diiringi secangkir kopi. Ketika rasa malas menyerang untuk membuat kopi sendiri dengan moka pot, biasanya saya keluar mencari warung kopi (warkop) pagi. Namun, warkop di Kota Malang yang buka pagi hari cukup terbatas. Untungnya, ada beberapa tempat yang menjadi andalan, seperti Caf Amstirdam di Joyoagung Raya dan Capella Coffee di Villa Bukit Tidar. Jika keduanya tutup, alternatif lainnya adalah turun sedikit ke bilangan Sunan Kalijaga untuk menemukan Kopi Cak Ril, atau menuju Simpang Ijen, di mana Kopi Mbah Lanang menyajikan kopi dengan cita rasa khas.
Malam hari : kota yang berubah suasana
Begitu malam tiba, suasana kuliner di Kota Malang berubah drastis. Kota ini seolah memiliki berbagai wajah, mulai dari yang merakyat hingga eksklusif. Ada tempat-tempat yang menjadi favorit komunitas tertentu, pelancong asing, hingga kalangan mahasiswa. Tidak jarang, suasana malam hari juga diwarnai oleh imajinasi para pebisnis yang bercita-cita setinggi langit.
Salah satu fenomena menarik adalah munculnya kuliner khas Bandung di Malang. Sebut saja Warmindo Merjosari, yang kini menjadi salah satu destinasi kuliner unik. Jika di Jabodetabek Warmindo hanya dikenal sebagai warung Indomie sederhana, di sini Warmindo telah bertransformasi menjadi tempat dengan lapak besar dan pelayanan prasmanan.
Warmindo Merjosari : lebih dari sekadar Indomie
Warmindo Merjosari tidak hanya menjual menu Indomie, tetapi juga menyajikan Seblak, kuliner khas Bandung yang menggugah selera. Setelah memilih menu seblak dengan berbagai topping seperti sosis atau bakso, pelanggan diajak menentukan tingkat kepedasan, dari level 1 hingga 5. Namun, saya sarankan untuk berpikir dua kali sebelum memilih level 5, karena pedasnya dapat membuat anda serasa disengat ribuan tawon!