Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mimpi Buruk Bencana Alam Yang Mengerikan di Sukabumi Raya

12 Desember 2024   17:37 Diperbarui: 12 Desember 2024   17:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pergerakan tanah di Sukabumi. (Sumber : Benny Bastiandi via epaper.mediaindonesia.com).

Mimpi Buruk Bencana Alam Yang Mengerikan di Sukabumi Raya

Melalui katakanlah terowongan waktu pada dekade 1970 di masa Farid Harja (asli anak Sukabumi) pendiri Band Bani Adam masih merajai musik pop di negeri ini, saya yang melewati masa kanak-kanak dan remaja di kota Sukabumi masih merasakan betapa indahnya kota peninggalan Belanda ini, termasuk betapa indahnya kalau kita jalan-jalan ke lereng Gunung Gede ke Perkebunan Teh Goalpara, atau menurun ke selatan ke Pelabuhan Ratu yang sekarang menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi yang luas itu. Aman, Tenteram dan Damai, itulah yang terasa tempo doeloe. Bagaimana tidak, populasi masih jarang baik di kota Sukabumi maupun Sukabumi raya hingga Ujung Genteng dan Jampang.

Dalam perjalanan waktu. Itu semua berubah total. Bayangkan Jumlah penduduk di Kota Sukabumi sekarang tercatat 367,46 ribu jiwa (data per 2024). Untuk 13 tahun terakhir kata databoks, jumlah penduduk tercatat naik. Dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) wilayah ini tercatat lebih tinggi. Adapun pertumbuhan lima tahun terakhir, tercatat diangka 2,26%.

Meski di bawah populasi 500 ribu jiwa, kota seluas kurang dari 50 Km persegi ini sangat padat. Bandingkan dengan kota Malang dengan luas wilayah 111 Km persegi dengan populasi 1,1 juta jiwa.

Sementara Kabupaten Sukabumi yang sejak Otda beribukota di Pelabuhan Ratu menempati urutan pertama sebagai kabupaten terluas di Jabar dengan luas wilayah 4.164,15 Km persegi, dengan populasi 2,82 juta jiwa.

Penulis percaya sepenuhnya kalau kota Sukabumi berpopulasi di bawah 500 ribu jiwa, sedangkan populasi Sukabumi raya secara keseluruhan 2,82 juta jiwa. Lalu kemana selebihnya jumlah populasi itu. Pertama tentu bermigrasi internal ke kota Sukabumi, lalu kecamatan besar seperti Cicurug, Cibadak dan Pelabuhan Ratu. Kedua, dalam perjalanan waktu meluber bermigrasi everywhere, khususnya Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon, bahkan tak sedikit yang bermigrasi ke luar pulau seperti ke Medan dan Palembang.

Mengapa migrasi seperti itu terjadi. Tak lain tak bukan jalan raya yang menghubungkan kota dan daerah Sukabumi dengan Jabodetabek dan Bandung hanyalah jalan konvensonal peninggalan Belanda dan tak pernah ada jalan tol. Barulah sekarang jalan tol ada. Itupun belum mencapai kota Sukabumi.

Masuk akal

Jadi kalau di musim La Nina sekarang ini banyak terjadi bencana alam di Sukabumi. Itu masuk akal, karena sebagiannya adalah ulah manusia dan keabaian Pemerintah Pusat dan Pemda untuk mengantisipasi perkembangan tersebut di atas.

Katakanlah warga yang tak bermigrasi. Dalam rangka survival, mereka tentu mengeksploitasi lereng-lereng di sekujur jalan konvensional peninggalan Belanda untuk berladang dll, dan ini diikuti oleh pemukiman baru yang semakin mendegradasi alam sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun