Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jaminan Kesehatan Nasional Defisit Lagi Defisit Lagi

25 November 2024   17:06 Diperbarui: 25 November 2024   17:16 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, mengatakan deteksi dini suatu penyakit dapat mengurangi tingkat keparahannya dan menekan biaya pengobatan.

"Beban terberat itu dari penyakit tidak menular karena biasanya seumur hidup dan pengobatannya memerlukan biaya besar. Kasus seperti itu yang tercatat di BPJS Kesehatan terus melonjak, dan dana yang dikeluarkan untuk itu terus meningkat," katanya.

Defisit dan kebutuhan reformasi

Membaca artikel The Straits Times tersebut di atas dan meninjau situasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Indonesia dalam konteks pemerintahan Prabowo Subianto, mau tak mau kita harus menganalisisnya secara jernih dengan melihat berbagai dimensi masalah dan tantangan.

Proyeksi defisit Rp 20 triliun pada 2024 mencerminkan tantangan mendasar dalam pembiayaan JKN, di mana premi yang terkumpul jauh dari cukup untuk menutupi klaim yang terus meningkat. Hal ini diperparah oleh beban penyakit berat/jangka panjang yang terus melonjak (peningkatan lebih dari 70% sejak 2019 untuk klaim penyakit berat).

Premi yang rendah dibandingkan manfaat yang diterima menyebabkan ketidakseimbangan finansial. Penyesuaian premi adalah solusi cepat tetapi bukan solusi jangka panjang.

Tantangan pemerintah Prabowo

Program JKN adalah komponen vital dari jaring pengaman sosial. Namun, pemerintahan Prabowo menghadapi tantangan besar dalam memastikan keberlanjutan program ini di tengah ambisi lain seperti pemeriksaan kesehatan gratis untuk lebih dari 50 juta penduduk mulai 2025.

Jika defisit JKN tidak diatasi, pemerintah harus menutupi kekurangan tersebut melalui anggaran negara. Hal ini bisa membebani APBN, terutama jika bersamaan dengan komitmen pengeluaran lainnya.

Pemeriksaan kesehatan gratis adalah inisiatif yang baik untuk deteksi dini dan pencegahan, tetapi juga membutuhkan investasi awal yang besar, baik untuk infrastruktur kesehatan, tenaga medis, maupun kampanye kesadaran masyarakat.

Strategi penyelesaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun