Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Regime Theokratis Iran yang Tidak Teokratis

11 November 2024   20:54 Diperbarui: 11 November 2024   21:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masih Alinejad, perempuan aktivis Iran di AS. Ia telah beberapa kali jadi target pembunuhan agen Iran di AS. (Sumber: Cole Wilson via nytimes.com).

Regime Theokrasi Iran Yang Tidak Teokratis

Dalam New York Times edisi 10 Nopember 2024, 2 pria New York diplot untuk membunuh aktivis Perempuan Iran Masih Alinejad yang banyak mengecam pemerintah Iran soal keberadaan perempuan Iran yang sangat tertindas di negerinya sendiri Iran. Kedua pria tersebut mendapat perintah dari orang ketiga yaitu seorang tenaga operasional Dinas Rahasia Iran dan kedua pria tersebut juga dituding terlibat dan/atau diplot untuk membunuh Donald J. Trump, demikian Jaksa penuntut dari pemerintah federal Amerika belum lama ini.

Apa boleh buat daripada memprovokasi Iran dan proksinya seperti yang banyak dirilis media di negeri ini, sebaiknya rencana jahat regime theokrasi Iran untuk menghabisi Donald Trump kita telisik. Apakah ini terkait dengan strategi Iran untuk menghabisi Trump yang diprediksi ke depan ini bakal menekan Iran habis-habisan.

Rencana pembunuhan aktivis Iran Masih Alinejad misalnya, sebagaimana dilaporkan oleh otoritas AS, memiliki kaitan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran. Pada tahun 2022, jaksa federal mengungkap rencana yang diatur oleh Brigadir Jenderal IRGC Ruhollah Bazghandi, seorang tokoh kontraintelijen senior dalam IRGC. Alinejad, seorang kritikus vokal rezim Iran, khususnya perlakuan regime terhadap perempuan, menjadi sasaran karena aktivismenya saat berada di AS. Selain Alinejad, jaringan yang sama terlibat dalam rencana pembunuhan lainnya, yang menunjukkan penggunaan operasi secara luas oleh rezim untuk membungkam perbedaan pendapat di luar negeri.

Menekan lawan politik

Konspirasi terhadap Alinejad signifikan dalam konteks meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran. Rezim Iran telah lama menggunakan tindakan ekstrateritorial, seperti penculikan dan pembunuhan, untuk menekan lawan, termasuk di negara-negara seperti Jerman dan Perancis. Sementara rencana terhadap Alinejad tidak secara langsung melibatkan rencana untuk membunuh Donald Trump, pola operasi Iran yang lebih luas di luar negeri, termasuk ancaman terhadap tokoh-tokoh terkemuka, merupakan bagian dari strategi yang sedang berlangsung untuk mempertahankan pengaruh dan mencegah kecaman internasional, khususnya terkait dengan pelanggaran hak asasi manusianya. Mengingat iklim geopolitik yang meningkat, terutama dengan keterlibatan Iran dalam konflik regional dan sikap nuklirnya yang kontroversial, agresi eksternal rezim tersebut mencerminkan strategi yang lebih luas untuk mengintimidasi atau membalas terhadap musuh yang dipersepsikan.

Pengerahan aset strategis seperti pesawat pembom B-52, pesawat pembom B-1, sistem pertahanan rudal THAAD, dan aset militer lainnya di middle-east, khususnya di sekitar Israel dan Yordania, sebagian besar dipandang sebagai bagian dari strategi pencegahan AS dalam menanggapi meningkatnya ketegangan dengan Iran. AS telah memperjelas komitmennya untuk melindungi kepentingannya dan sekutu regionalnya, terutama Israel, terhadap meningkatnya kemampuan militer Iran, termasuk program rudalnya.

Misalnya, pesawat pembom B-52, yang mampu membawa muatan nuklir, tidak hanya berfungsi sebagai unjuk kekuatan langsung tetapi juga untuk mengirim pesan kepada Teheran tentang potensi konsekuensi dari eskalasi lebih lanjut. Pesawat pembom ini telah dikerahkan secara teratur ke wilayah tersebut dalam beberapa tahun terakhir di tengah meningkatnya kekhawatiran atas aktivitas Iran.

Abraham Accord Club

Jadi pengiriman Bomber strategis B-52 bahkan B-1 Raiders ke Qatar dan penempatan sejumlah missil Amerika di Jordania, dan penempatan THAAD di Israel. Semua asset strategis itu untuk menangkal kemungkinan Iran berbuat gila dalam perangnya melawan Amerika, Israel dan Klub Abraham Accord di middle-east.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun