Selain pengambilan air tanah berlebihan, aktivitas penambangan, konstruksi bangunan, dan pembuangan limbah cair juga dapat memicu terjadinya amblesan.
Konversi lahan pertanian menjadi kawasan permukiman atau industri dapat mengubah keseimbangan hidrologi dan meningkatkan risiko amblesan.
Gempa bumi dapat memicu retakan pada lapisan tanah dan mempercepat proses amblesan, terutama di daerah yang sudah memiliki kondisi tanah yang lemah.
3. Aktivitas Tektonik : lebih dari sekadar retakan
Jika patahan di sekitar Sungai Kalisat Tenggong masih aktif, maka pergerakannya dapat menyebabkan deformasi pada permukaan tanah dan membuka kembali jalur-jalur retakan yang sudah ada.
Aktivitas vulkanik di daerah sekitar juga dapat memicu gempa bumi dan deformasi tanah, yang pada gilirannya dapat menyebabkan terbentuknya lubang.
Pada kasus yang ekstrim, aktivitas tektonik yang kuat dapat memicu terjadinya tsunami tanah (ground liquefaction) yang dapat menelan seluruh permukaan tanah dalam waktu singkat.
4. Pipa Bocor : masalah infrastruktur yang terabaikan
Tidak hanya pipa air bersih, tetapi juga pipa saluran pembuangan, pipa gas, atau pipa minyak dapat menjadi penyebab terjadinya erosi tanah dan pembentukan lubang.
Pipa yang sudah tua dan korosif lebih rentan mengalami kebocoran, terutama jika terpapar oleh kondisi lingkungan yang ekstrim.
Kebocoran pipa yang terkubur di bawah tanah seringkali sulit dideteksi pada tahap awal, sehingga kerusakan yang ditimbulkan bisa semakin parah.