Jajak Pendapat Trump Vs Harris Berjalan Ketat
Dengan waktu tersisa dua minggu, jajak pendapat pemilihan presiden Amerika Serikat mulai kehabisan ruang untuk semakin unggul. Kamala Harris dan Donald Trump pada dasarnya imbang - tidak ada kandidat yang unggul satu poin persentase pun - dalam rata-rata jajak pendapat The New York Times di lima negara bagian medan pertempuran penting, yaitu Pennsylvania, Michigan, Nevada, Wisconsin, dan North Carolina.
Situasi ini mencerminkan dinamika politik yang sangat ketat dalam pemilihan presiden AS, terutama di negara-negara bagian medan pertempuran (battleground states).
1. Imbangnya dukungan dalam jajak pendapat
Imbangnya Kamala Harris dan Donald Trump menunjukkan pemilih di negara-negara bagian ini masih sangat terpolarisasi. Tidak adanya kandidat yang unggul secara signifikan di Pennsylvania, Michigan, Nevada, Wisconsin, dan North Carolina menegaskan pemilih di negara-negara tersebut sangat beragam dalam preferensi politik, dan tak ada konsensus yang jelas di antara mereka.
Faktor-faktor utama yang bisa menjelaskan kondisi ini adalah pemisahan ideologi. Negara-negara bagian medan pertempuran cenderung terdiri dari pemilih yang berada di spektrum politik yang beragam. Basis pemilih Demokrat dan Republik masing-masing sangat loyal, tetapi pemilih independen atau moderat sering menjadi penentu di negara-negara ini; kinerja kandidat. Kamala Harris, yang menggantikan posisi Joe Biden sebagai kandidat presiden Demokrat, harus berjuang untuk membuktikan dirinya kepada para pemilih moderat dan independen, sementara Trump, meskipun memiliki basis pemilih yang solid, menghadapi resistensi dari beberapa kelompok pemilih swing yang kecewa dengan masa jabatannya sebelumnya.
2. Peran negara bagian medan pertempuran
Negara-negara bagian medan pertempuran seperti Pennsylvania, Michigan, Wisconsin, dan North Carolina memiliki peran yang sangat krusial dalam menentukan hasil pemilu presiden karena Electoral College. Negara-negara ini memiliki jumlah suara elektoral yang signifikan dan dapat menentukan pemenang pemilihan jika perbedaan suara di tingkat nasional kecil; sejarah pemilih yang tidak tetap. Negara-negara ini telah bergeser antara Demokrat dan Republik dalam pemilu-pemilu sebelumnya, sehingga kandidat yang dapat memenangkan mayoritas suara di sini sering kali memenangkan seluruh pemilu; ketatnya persaingan menunjukkan bahwa kedua belah pihak memiliki peluang yang sama untuk meraih kemenangan, tergantung pada bagaimana mereka menggerakkan pemilih dalam dua minggu terakhir.
3. Momentum pemilu dan strategi kampanye akhir
Dengan waktu yang tersisa hanya dua minggu, baik Harris maupun Trump harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperkuat dukungan di negara-negara bagian ini.