Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Retaliasi Menghancurkan yang Ditunggu Israel Sudah Tiba

2 Oktober 2024   17:46 Diperbarui: 2 Oktober 2024   17:46 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah Art Clip yang menunjukkan kesiagaan Israel dalam retaliasi serangan ballistic missile Iran ke depan. (Sumber : business-standard.com).

Retaliasi Menghancurkan Yang Ditunggu Israel Sudah Tiba

Regime Theokrasi Iran memang tak ada kapoknya. Baru saja mendoakan kepergian Nasrallah ke alam baka sana, ee Khamenei memerintahkan IRGC melakukan serangan ballistic missile belum lama ini ke Israel. Meskipun hanya satu korban yi seorang Arab-Palestina di tepi barat, tapi serangan itu dianggap Israel sudah melewati batas kesabaran mereka.

Sementara itu saya baru saja enjoy membaca kilas berita tentang penyerangan para preman ke Kemang untuk membubarkan sebuah diskusi eks patriat. Belum sempat memahaminya koq bisa begitu negeri Angin Mamiri ini, serangan Iran kontan mengalihkan pikiran saya yang tadinya hendak rehat dari masalah middle-east. Saya pikir ini adalah eskalasi signifikan dalam ketegangan regional yang sudah memanas antara kedua negara. Meski hanya satu korban yang tercatat - seorang warga Arab-Palestina di Tepi Barat - serangan ini dipandang oleh Israel sebagai provokasi serius yang melampaui batas toleransi mereka.

Dari perspektif strategis, peluncuran misil balistik menandakan pergeseran dalam taktik Iran, yang tadinya hanya menggunakan proksi seperti Hezbollah atau Hamas untuk menyerang Israel. Aksi ini menunjukkan Iran semakin berani melakukan serangan langsung. Menyimak pernyataan Bibi di media barat, serangan ini akan mendapatkan balasan yang sangat menghancurkan. Bibi mengatakan Iran tidak menyadari bagaimana determinasi Israel dalam menyerang dan mempertahankan diri. Sudah terlalu lama Israel membiarkan dogma penghapusan Israel dari muka bumi. Sekaranglah saatnya menunjukkan kepada dunia bahwa Israel adalah negara pencerah sejauh gerombolan terror dapat dilikuidasi dari middle-east.

Bagi Israel, serangan ini adalah sinyal dari Iran bahwa mereka siap meningkatkan konfrontasi regional. Israel dipaksa untuk merespons demi mempertahankan posisi pertahanan dan menjaga citra kuatnya di kawasan. Secara politis, serangan ini juga bisa dilihat sebagai ujian bagi Israel untuk menentukan sejauh mana mereka akan terlibat dalam konflik langsung dengan Iran, sekaligus memperkuat hubungan mereka dengan sekutu-sekutu barat, khususnya AS.

Cepat atau lambat, inilah barangkali peluang Israel untuk menyerang langsung ke Iran untuk menghancurkan seperti bandara-bandara di Iran, reaktor nuklir, kilang-kilang minyak, pelabuhan-pelabuhan laut di Selat Hormuz, dan infrastruktur militer IRGC. Dan tentu di atas segalanya adalah meledakkan Khamenei dimanapun itu disembunyikan. Israel terbukti mampu mendeteksi Nasrallah di lubang terdalam persembunyiannya di Beirut dan kemudian melumatkannya dengan bom bunker JDAM yang berat per bom kurang-lebih 2000 pon. Dengan multiple strike terbukti di kedalaman kl 70 meter di lubang persembunyiannya, Nasrallah dan sejumlah dedengkot Hezbollah berhasil dilumatkan IAF.

Skenario di atas tentu akan menimbulkan eskalasi drastis yang berpotensi mengarah pada konflik militer besar antara Israel dan Iran. Israel memiliki kemampuan militer yang sangat canggih, termasuk dalam hal serangan udara presisi tinggi, seperti penggunaan bom JDAM (Joint Direct Attack Munition) yang berdaya hancur besar, serta teknologi intelijen yang memungkinkan mendeteksi target seperti Hassan Nasrallah di masa lalu.

Serangan langsung ke Iran untuk menghancurkan fasilitas strategis, termasuk reaktor nuklir dan infrastruktur militer IRGC, pastilah berisiko besar secara militer tetapi juga akan membawa dampak geopolitik yang jauh lebih besar. Kalaupun Iran, melalui IRGC dan aliansi regionalnya masih sempat membalasnya dengan kekuatan besar, tapi dengan counter attack yang overall seperti itu, Israel dan AS hanya tinggal menghancurkan semua pion Iran di lingkar middle-east.

Mengeliminasi pemimpin tertinggi Iran, seperti Ayatollah Ali Khamenei, tentu akan memicu reaksi dari komunitas internasional, terutama karena Iran akan memandangnya sebagai tindakan agresi yang tidak dapat diterima, sehingga memicu gelombang radikalisasi lebih lanjut di kawasan dan ketidakstabilan yang menyebar. Disinilah testing on the water apakah Rusia yang terbelenggu di Ukraina da China yang terbelenggu dengan misi Nickel-nya di dunia dan Indonesia khususnya akan merespons itu. Ini kecil bagi Mossad dan jenderal-jenderal IDF serta jenderal-jenderal AS. Mereka sudah melihat bagaimana Rusia sampai mengemis senjata sayuran semacam Shaheed dari Iran, dan bagaimana China memamerkan Pesawat Siluman Chengdu J-20 yang adalah copy paste pesawat silaman model jadul AS. Bagaimana mungkin kedua negara sosialis itu akan bergerak cepat membantu Iran. Capek deh ..

Israel memiliki kapasitas militer untuk melakukan serangan semacam itu, biaya politik, ekonomi, dan militer yang menyertainya akan sangat tinggi. Liga Jahudi dunia sudah menyediakan dana tak terbatas untuk itu. Retaliasi Israel ke depan ini kemungkinan akan memicu perang besar yang dapat melibatkan berbagai negara regional dan internasional, dan stabilitas global pun akan bergoyang tajam ibarat gempa tektonik berskala 8 richter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun