Dialog yang lebih inklusif seperti ruang aman online. Platform media sosial perlu menyediakan ruang yang aman bagi pengguna untuk berdiskusi tanpa takut diintimidasi atau diharass; fasilitasi dialog offline. Dialog offline dapat menjadi pelengkap bagi diskusi online. Kegiatan seperti forum diskusi, debat, atau town hall meeting dapat mendorong dialog yang lebih mendalam; promosi toleransi. Nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan keberagaman perlu terus digaungkan di ruang publik.
Menanggapi klaim media Pro-Hamas, Dunia Arab, dan Iran di Indonesia
Faktor Ekonomi. Beberapa media mungkin lebih banyak meliput isu-isu tertentu karena alasan ekonomi, seperti adanya sponsor atau iklan dari kelompok tertentu; faktor politik. Orientasi politik pemilik atau pengelola media juga dapat mempengaruhi sudut pandang yang ditampilkan; faktor budaya. Latar belakang budaya dan sejarah suatu media juga dapat mempengaruhi cara mereka meliput berita.
Diversifikasi sumber informasi. Jangan hanya mengandalkan satu atau dua sumber berita. Cobalah untuk mengakses berbagai media dengan sudut pandang yang berbeda; verifikasi informasi. Selalu verifikasi informasi yang anda dapatkan dari berbagai sumber sebelum membagikannya; diskusi yang sehat. Jangan takut untuk mempertanyakan informasi yang anda terima dan berdiskusi dengan orang yang memiliki pandangan berbeda; meningkatkan literasi media dan menciptakan ruang dialog yang sehat adalah proses yang panjang dan kompleks. Namun, dengan upaya bersama dari semua pihak, kita dapat membangun masyarakat yang lebih cerdas, kritis, dan toleran.
Lihat :
https://www.theguardian.com/world/2024/sep/18/explosions-linked-to-walkie-talkies-deaths-lebanon
Samanea Hill, Bogor barat, Thu', Sept' 19, 2024.