Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Elon Musk dan Kontroversi Parodi Perjamuan Terakhir di Olimpiade Paris 2024

13 Agustus 2024   17:55 Diperbarui: 13 Agustus 2024   17:59 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elon Musk dan Kontroversi Parodi Perjamuan Terakhir di Olimpiade Paris 2024

Pada pembukaan Olimpiade Paris beberapa waktu lalu, terdapat kontroversi yang cukup ramai diperbincangkan mengenai sebuah segmen dalam upacara pembukaan Olimpiade Paris 2024. Segmen tersebut menampilkan sebuah parodi yang terinspirasi dari Perjamuan Terakhir Yesus Kristus, salah satu peristiwa paling sakral dalam agama Kristen.

Dalam pertunjukan tersebut, terdapat adegan yang menampilkan sejumlah orang duduk mengelilingi meja, mirip dengan lukisan Perjamuan Terakhir yang terkenal. Namun, adegan ini disajikan dengan gaya yang sangat kontemporer dan di luar konteks keagamaan yang umumnya dipahami.

Banyak pihak, terutama umat Kristiani, merasa adegan tersebut merupakan penghinaan terhadap simbol-simbol keagamaan yang sangat dihormati. Mereka berpendapat bahwa parodi tersebut dilakukan tanpa sensitivitas dan rasa hormat terhadap keyakinan agama lain.

Panitia penyelenggara Olimpiade Paris 2024 sempat menyampaikan permintaan maaf. Mereka menyatakan pertunjukan tersebut tidak dimaksudkan untuk menghina agama manapun dan bahwa mereka menghormati semua keyakinan.

Akhir pekan lalu, CEO SpaceX dan Tesla, Elon Musk, menulis di X (sebelumnya-Twitter), .... "kecuali ada lebih banyak keberanian untuk membela apa yang adil dan benar, agama Kristen akan binasa." CEO tersebut tidak memberikan konteks lain untuk komentar tersebut, yang diunggah pada tanggal 27 Juli. Namun, pernyataan tersebut muncul tak lama setelah perilisan wawancara terbarunya dengan podcaster sayap kanan Jordan Peterson, di mana miliarder tersebut mengatakan ia adalah "penganut besar prinsip-prinsip Kristen," serta di tengah tuduhan Olimpiade Paris telah menayangkan interpretasi "woke" yang menyinggung dari Perjamuan Terakhir yang menampilkan berbagai pemain, termasuk waria.

Musk boleh jadi pembela nilai-nilai tradisional yang ia anggap tertanam dalam agama Kristen, seperti keluarga, moralitas, dan kerja keras. Karenanya pernyataan Musk juga dapat dibaca sebagai kritik terhadap tren relativisme moral yang semakin marak, di mana tidak ada lagi standar yang jelas tentang apa yang benar dan salah. Musk khawatir agama Kristen, sebagai salah satu agama terbesar di dunia, sedang menghadapi tantangan yang serius akibat perubahan sosial dan budaya.

Sebagai salah satu orang terkaya dan paling berpengaruh di dunia, pernyataan Musk memiliki potensi untuk membentuk opini publik. Pernyataannya dapat menginspirasi para pengikutnya untuk lebih aktif dalam membela nilai-nilai yang mereka yakini.

Hanya pernyataan Musk yang bersifat provokatif dapat memicu perdebatan yang sengit dan polarisasi di masyarakat. Hal ini dapat memperburuk perpecahan antara kelompok-kelompok yang berbeda pandangan.

Pernyataan Musk membuka kembali pertanyaan mendasar tentang peran agama dalam masyarakat modern. Sejauh mana agama masih relevan dalam dunia yang semakin sekuler?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun