Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Peluang Abah Anton dalam Pilwalkot Malang 2024

27 Juli 2024   19:23 Diperbarui: 27 Juli 2024   19:36 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Abah Anton (mid) Bakal Calon Walikota Malang di Kantor DPC PKB kota Malang. (Sumber: surabaya.kompas.com).

Peluang Abah Anton dalam Pilwalkot Malang 2024

La Nina yang katanya sedang mendera negeri ini telah membuat banyak daerah menjadi kering-kerontang bak Gurun Sahara. Syukurlah, Malang nggak demikian, mungkin karena letak geografisnya di cekungan yang dikelilingi gunung-gemunung seperti Gunung Bromo, Gunung Semeru, Gunung Arjuno, Gunung Panderman, Gunung Butak, dan Gunung Kawi. Malang tetap sejuk dan tak pernah kekurangan air dan pepohonan. Kalaupun panas La Nina menyengat banget katanya, tapi di Malang hanya tengah hari doang panasnya, tapi begitu Mentari semakin surut ke arah barat, kota Malang semakin dingin dan dingin, brr ... bahkan Bromo kali ini diselimuti salju. Apakah La Nina atau si Nina ini Puteri Salju untuk Malang raya. Ntahlah, tapi yang pasti Amazing, karena La Nina untuk kota Malang tak segalak di daerah lain.

Mendekati Pilwalkot Malang Nopember yad, suhu politik di kota Malang ternyata tetap sejuk. Tapi yang namanya politik, yang berkasak-kusuk pastilah ada. Dan gaya Malangan ya kita harus memburunya ke tempat orang cangkruk-an. Dimana itu? Everywhere tempat kawula muda dan kawula tuo gathering di perkafean seantero kota Malang.

Nama-nama bakal calon walikota yang muncul sejauh ini antara lain Sutiaji, mantan Walikota Malang; Samsul Bahri Ketua DPC PDIP Kota Malang; Nelly Oktavia, politisi muda Partai Golkar. Nelly dikenal dengan berbagai program inovatif di bidang ekonomi dan sosial; Haji Mochammad Anton atau lebih kesohor dengan nama Abah Anton, termasuk calon independen yang mulai bermunculan satu per satu

Partai-partai politik utama seperti PDIP, Demokrat, Golkar, PKB, dan Gerindra sudah mulai melakukan konsolidasi dan penjaringan untuk menentukan bakal calon yang akan diusung. Koalisi antar partai juga menjadi perhatian, mengingat persaingan yang ketat dan kebutuhan untuk mencapai suara mayoritas.

Dari hasil celingak-celinguk di perkafean seantero kota Malang, warga kota terkesan masih memberikan respon yang beragam terhadap para calon. Beberapa di antaranya menunjukkan antusiasme terhadap calon muda yang membawa ide-ide segar. Isu-isu lokal seperti keamanan, kenyamanan, dan kesejahteraan warga menjadi perhatian utama bagi pemilih.

Para pecangkruk sekota Malang terkesan gembira Abah Anton, yang pernah menjabat sebagai Walikota Malang pada periode 2013-2018, mulai serius dalam mengatur strategi untuk kembali berkompetisi di Pilkada Kota Malang.

Anton menggunakan pendekatan kolaboratif dengan menjalin komunikasi dengan berbagai partai politik, termasuk PDIP. Anton menyadari pentingnya koalisi untuk memperkuat basis politiknya, mengingat PKB hanya memiliki delapan kursi yang belum cukup untuk mengusung calon tanpa koalisi.

Anton menjaring lima kandidat untuk posisi wakil walikota, yang menunjukkan ia mencari sosok yang bisa menambah daya tarik politik dan elektoralnya. Nama-nama seperti Ahmad Fuad Rahman, Sofyan Edi Jarwoko, Ardantya Syahreza, Fairouz Huda, dan Ali Muthohirin adalah tokoh dengan latar belakang yang berbeda, menawarkan keunikan dan kekuatan tersendiri dalam menarik dukungan.

Meskipun PKB telah memberikan mandat kepada Anton, kebutuhan untuk berkoalisi dengan partai lain menjadi tantangan utama. Keberhasilan Anton dalam mendapatkan dukungan dari partai besar seperti Gerindra, Demokrat atau bahkan PDIP. Itu bisa menjadi penentu dalam upaya memenangkan pilkada kota Malang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun