Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kopi Luwak Liar Tak Hanya Kopi Luwak Bali

23 Juli 2024   19:31 Diperbarui: 23 Juli 2024   19:36 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nggak masalah Om. Tapi okelah lain kali, Om boleh nyobanya di Popeye Coffee di Villa Bukit Tidar sana.

Ow thanks Calvien, juga Febri. Semangat kalian dua ya. Pokoknya Om frequently akan menulis tentang Kopi Malang atau Kopi Jawa timur, ntah dimanapun itu dihasilkan, khususnya Arabika ya.

Kesejahteraan Luwak liar

Kembali ke mbah Dukun, kesejahteraan luwak liar seyogyanya juga menjadi perhatian utama kita. Coba, sebagaimana fakta di lapangan, luwak liar yang disamping diburu untuk pesta barbeque, juga sengaja dipelihara di kandang untuk menghasilkan kopi secara massal, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang eksploitasi hewan dan kondisi hidupnya yang tidak layak. Harga yang menjulang tinggi untuk kopi luwak liar juga turut memicu perburuan liar luwak, sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem hutan.

Beberapa alternatif kopi yang lebih ramah lingkungan dan etis telah dikembangkan, seperti kopi luwak semi-liar dan kopi fermentasi. Kopi-kopi ini menawarkan rasa yang mirip dengan kopi luwak liar tanpa kontroversi yang terkait dengannya. Febrian dan Calvien juga telah mencoba memfermentasinya seperti Kopi Arabika yang dibudidayakan di lereng Gunung Arjuno dan di lereng Gunung Kawi.

Yang masalah adalah soal harga. Kopi luwak liar memang berbeda, seperti Kopi Luwak Bali yang sudah branded di kalangan turis barat misalnya, harganya dipatok Rp 2,5 juta per 500 gram. Tak heran Calvien masih memasarkan kopi luwak liarnya ke kalangan tertentu yang telah mengenal Calvien dengan baik. Untuk mereka Calvien menjual kopi luwak liarnya seharga Rp 600.000 per 500 gram. "Kalau sudah diroasting, akan lain lagi harganya. Tapi sementara biarlah para peroasting dulu yang memesannya, ntar kalau sudah branded saya akan mengemasnya secara khusus dan harganya tentu akan bersaing ketat dengan Kopi Luwak Bali," demikian Calvien.

Produksi biji kopi luwak liar

Jumlah biji kopi yang dihasilkan luwak liar per bulan atau per tahun bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti populasi luwak liar di sekitar perkebunan kopi Arabika umumnya menghasilkan lebih banyak biji kopi.

Pada musim panen kopi, luwak liar memiliki akses yang lebih banyak ke biji kopi matang, sehingga menghasilkan lebih banyak biji kopi.

Luwak liar tidak hanya memakan kopi, tetapi juga buah-buahan dan hewan kecil. Jika kopi tersedia melimpah, luwak liar akan mengkonsumsinya lebih banyak, menghasilkan lebih banyak biji kopi.

Secara umum, seekor luwak liar dapat menghasilkan sekitar 50-100 gram biji kopi per hari, atau sekitar 1,5-3 kilogram per bulan. Dalam setahun, seekor luwak liar dapat menghasilkan sekitar 18-36 kilogram biji kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun