Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Thanks Imel and Welcome to The Jungle

9 Juli 2024   17:58 Diperbarui: 9 Juli 2024   18:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imel dan Warkop Cap Doa Ibu, perempatan Kelud, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Thanks Imel and Welcome To The Jungle

Apa yang paling mudah kita ingat ketika berkunjung ke suatu daerah, ketika kita menonton drama sosial, ketika kita "omon-omon" dengan si Oto atau si Pintar, tanyaku di pojokan Rawon Nguling suatu ketika.

"Pastinya barang khas daerah tsb untuk oleh-oleh", kata yang satu .. "dara-dara manisnya sebagaimana lagu Koes Bersaudara," kata yang lainnya .. "Duren, soal e duren tumbuh dimanapun di negeri kita ini," .. "Jokowi, sing penting ndoro Presiden apik gawe ne," .."Karepmu yo ngono, tapi yang pasti ngawur semuanya," kataku.

Yang kita ingat pastilah UMKM. Bayangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Mikro kui cilik sisan. Terus Kecil keq cah cilik, Lalu ada Menengah yi wong gede tapi nggak kekar berotot seperti Mike Tyson. Lha, itu semuanya ada di sekeliling kita dimanapun kita berkunjung atau berada. Dara manis, juga banyak yang ditawarkan kepada kitorang, tapi Burung Dara ndul, bukan cah wedok keq angan-anganmu, apalagi Duren dan Jokowi. Dua hal yang berbeda secara signifikan itu ada dimana-mana karena populer dan sangat populer.

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bagaikan pilar kokoh yang menopang perekonomian Indonesia. Lebih dari sekedar penyedia lapangan kerja, UMKM menjadi roda penggerak yang mengantarkan masyarakat pada kehidupan yang lebih baik. Benarkah itu. Sebagai cita-cita ya benar. Tak benar kalau hanya berceloteh tentang UMKM tanpa sebuah aksi nyata.

Di balik statistik mengesankan tentang jumlah tenaga kerja dan kontribusi terhadap PDB, memang sih terdapat kisah nyata jutaan individu yang mengabdikan diri untuk membangun usaha mereka. Dari warung makan sederhana di sudut kota, hingga toko online yang menjangkau pasar global. Pendeknya UMKM mewakili semangat juang dan kegigihan wong cilik atau rakyat kecil di negeri ini.

Contoh nyata kegigihan pelaku UMKM : Pak No, seorang pedagang mie ayam keliling, dengan tekun menabung keuntungannya untuk menyekolahkan anak-anaknya; Pak Budi, pengrajin kayu di desa terpencil, melestarikan warisan budaya melalui ukiran tangannya yang rumit; Mbak Wulan, dengan kreatifitasnya, mengubah bahan daur ulang menjadi produk fesyen yang unik dan bernilai.

Di luar Mbak Wulan yang bukan Wulan Guritno, kebetulan di sebuah pojokan lain nggak sengaja saya ketemu sebuah Warkop atau boleh juga disebut semacam kaf super mini di perempatan Kelud, Malang. Keqnya unik nih tempat. Sayapun berhenti dan kemudian menyapa perempuan muda yang sendirian menjaga kaf itu. "Hullo, ada apa aja di kafe ini untuk sekadar ganjal perut di pagi hari. Maklum baru dari Taman Kebugaran Merjo tadi," tanyaku.

"O silakan Om. Ada kopi dan beberapa minuman hangat lainnya, serta sekadar makanan ringan seperti Lumpia Pisang Karamel, Tahu isi Menjes Tempe dan sejenisnya yang lain", sahut perempuan muda penunggu kafe itu.

"Kalau begitu saya dibikinin Kopi Tubruk aja ya. Cemilannya .. O itu tuh ada daftarnya. Lumpia Pisang Karamel saja. Bikinin dua ya. Jangan lupa kopinya agak kentalan, dan dikasih manis yang tipis-tipis aja. Soalnya kalau kemanisan ntar nggak berasa kopi," sahutku sekenanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun