Prabowo, Kokpit dan Assets Warga eks Timtim  Yang Tertinggal di Timor Timur
Organisasi Kokpit, atau Korban Kekerasan Politik Timor Timur, adalah sebuah kelompok yang terdiri dari para penyintas dan korban kekerasan yang terjadi selama konflik di Timor Timur, terutama pada periode sebelum dan sesudah referendum kemerdekaan Timor Timur pada tahun 1999.
Kokpit dibentuk setelah Timor Timur lepas dari Indonesia pada akhir tahun 1999. Organisasi ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan untuk memberikan dukungan kepada para korban kekerasan politik yang dialami selama konflik di wilayah tsb.
Tujuan utama Kokpit adalah memperjuangkan hak-hak korban kekerasan politik, termasuk mendapatkan keadilan dan kompensasi atas penderitaan yang mereka alami. Organisasi ini juga berupaya untuk mengadvokasi perlindungan HAM dan mempromosikan rekonsiliasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam konflik.
Kokpit terlibat dalam berbagai aktivitas, seperti memfasilitasi warga eks Timor Timur yang kehilangan hak kepemilikan tanah dan rumah serta harta benda lainnya di Timor Timur, mendokumentasikan kasus-kasus kekerasan, dan bekerjasama dengan lembaga-lembaga HAM baik di tingkat nasional maupun internasional. Kokpit juga mengadakan berbagai acara dan diskusi untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kekerasan yang terjadi dan pentingnya keadilan bagi para korban.
Salah satu fokus utama Kokpit adalah memperjuangkan keadilan bagi para korban kekerasan politik.
Kokpit bekerja dalam situasi yang kompleks mengingat hubungan yang sensitif antara Indonesia dan Timor Timur pasca kemerdekaan. Mereka harus menavigasi antara tuntutan keadilan bagi korban dan realitas politik yang ada di Indonesia dan Timor Timur.
Prabowo
Dalam Pilpres Pebruari lalu Prabowo Soebianto terpilih sebagai Presiden Indonesia, pertanyaan terpenting disini adalah terkait korban kekerasan politik di Timor Timur, termasuk perjuangan organisasi seperti Kokpit. Apakah Prabowo akan peduli sepenuhnya terhadap masalah warga eks Timor Timur yang kini bahkan sudah lama diperjuangkan Kokpit.
Prabowo memiliki sejarah keterlibatan di Timor Timur sebagai seorang perwira militer selama masa konflik. Dia terlibat dalam operasi militer di wilayah tsb dan juga dikaitkan dengan pembentukan milisi pro-integrasi seperti Gadapaksi. Oleh karena itu, masa lalunya di Timor Timur akan menjadi faktor yang mempengaruhi kebijakan dan respons terhadap isu-isu yang berkaitan dengan korban kekerasan politik di sana.