Presidential Club Gimik atau Niat Serius
Sas-sus tentang Jokowi dan Megawati akan begini, begono, begene dst memang masih menghiasi langit politik Indonesia hingga detik ini. Kita lihat di tengah kesenyapan Jokowi dan Megawati, Hasto Sekjen PDIP tak kunjung berhenti membombardir Jokowi yang inilah yang itulah dst.
Keheningan Jokowi dalam merespon semua serangan itu, sangat bisa dimaklumi, karena karakter Presiden Jokowi memang seperti itu. Lain halnya dengan Megawati. Dia memang anak biologis Bung Karno, tapi bukan Bung Karno itu sendiri, meski dalam berpidato Mega cukup banyak meniru Ayahandanya tercinta.
Yang ketemu jodoh sebetulnya adalah Megawati dan Esbeye. Keduanya really mempersetankan apa yang namanya rekonsiliasi politik. Tak heran banyak analist yang menyebut Jokowi adalah Soekarno kecil yang piawai mengeksekusi sesuatu dan piawai dalam memanage perasaan. Tapi yang dua lainnya hanya rumput yang bergoyanglah yang tahu.
Ini tentu sangat meresahkan Presiden terpilih Prabowo Soebianto dan publik luas.
Tak heran muncullah gagasan PC atau Presidential Club dari Presiden terpilih Prabowo Soebianto. PC adalah ide atau konsep yang mendorong adanya forum atau klub khusus bagi para presiden dan mantan presiden Indonesia. Inisiatif ini bertujuan untuk menciptakan ruang bagi para pemimpin nasional, baik yang sedang menjabat maupun yang pernah menjabat, untuk berinteraksi, berdiskusi, dan berbagi pengalaman dalam rangka memperkuat pembangunan nasional dan kesatuan bangsa.
Platform ini memang perlu dalam sistem demokrasi now, dimana para pemimpin negara dapat bertukar pandangan, ide, dan pengalaman dalam rangka membantu menyelaraskan kebijakan-kebijakan penting, mengatasi berbagai masalah nasional, dan menjaga kesinambungan dalam pemerintahan, terlepas dari perbedaan ideologi atau afiliasi politik.
Dengan keberadaan PC diharapkan ketegangan dan polarisasi yang mungkin terjadi antara pemimpin yang sedang menjabat dengan para mantan presiden dapat diminimalkan. Lebih jauh PC bisa menjadi wadah untuk mendorong dialog dan persatuan di kalangan elit politik, dan siapa tahu PC dapat membuka jalan bagi kolaborasi yang lebih erat antara para pemimpin negara, sehingga memungkinkan kebijakan yang lebih berkesinambungan dan berbasis pada konsensus.
Ide Prabowo ini boleh jadi terinspirasi oleh praktik internasional di mana para mantan pemimpin negara secara berkala bertemu untuk membahas isu-isu penting. Contohnya, di AS ada perkumpulan bagi para mantan presiden yang seringkali memberikan pandangan atau dukungan terhadap isu-isu nasional yang signifikan.
Dengan kehadiran PC, diharapkan dialog politik di tingkat tertinggi dapat menjadi lebih konstruktif dan berkelanjutan, dengan fokus pada kepentingan nasional dan upaya bersama untuk memajukan Indonesia.