Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, itu kata Kemenkes Gaza versi Hamas yang belum dikonfirmasi sumber Independen maupun sumber Israel. Dengan kata lain, Israel sengaja membiarkan propaganda korban sebanyak itu agar octane kelompok Antisemitisme semakin meningkat.
Pendeknya serangan Israel setiap harinya selalu dituding Hamas dkk sebagai telah menelan korban jiwa yang tidak sedikit, dan korban tsb kebanyakan kaum perempuan dan anak-anak, demikian tudingan klise Hamas. Klaim seperti inilah yang dicekokkan kepada dunia, dan Israel diam-diam saja. Yang pasti dunia maju tahu bahwa IDF bekerja dengan AI presisi.
Media seperti AP, CNN, Middle-East Monitor, Al Jazeera selalu menjadikan warga pengungsi selaku nara sumber. Misalnya selalu ada yang mengaku Isteri dan bayi saya terbunuh, begitu juga dengan korban lainnya. Repot memang bagi yang berkuping tipis, karena bagi pers barat maupun Arab yang penting media mereka laku terjual karena berhasil mengipas antisemitism di AS, Eropa dan dunia Arab, ntah itu Arab asli atau orang-orang idealis nggak kepuguhan di AS dan UE.
Mesir telah meningkatkan upaya mediasi untuk kesepakatan gencatan senjata dengan harapan dapat mencegah serangan Israel terhadap Rafah, di perbatasan Gaza dengan Mesir.
Seorang pejabat Mesir mengatakan Israel telah menurunkan jumlah sandera yang ingin dibebaskan pada tahap pertama, turun dari permintaan sebelumnya sebanyak 40 sandera. Media Israel mengatakan mereka kini mengupayakan pembebasan 33 sandera sebagai imbalan atas pembebasan sekitar 900 tahanan Arab-Palestina. Hamas diyakini menahan sekitar 100 warga Israel di Gaza.
Israel juga telah menunjukkan fleksibilitas dalam mengizinkan warga Israel kembali ke Gaza utara, karena sebelum Hamas berkuasa, Gaza ada di bawah kendali Israel.
Netanyahu telah berulang kali menolak menghentikan perang dengan imbalan pembebasan sandera dan mengatakan serangan terhadap Rafah sangat penting untuk menghancurkan Hamas setelah serangan mereka pada 7 Oktober tahun lalu terhadap Israel yang memicu pertempuran tsb. Pemerintahannya bisa terancam jika dia menyetujui kesepakatan tsb, karena anggota kabinet garis keras menuntut serangan pamungkas terhadap Hamas di Rafah.
Pada saat yang sama, Netanyahu menghadapi tekanan untuk mencapai kesepakatan dari keluarga sandera. Orangtua dari Keith Siegel dan Omri Miran, dua sandera Israel, mendesak Israel-Hamas segera mencapai kesepakatan, beberapa saat setelah Hamas merilis video yang menunjukkan para sandera.
Dany Miran ortu sandera tsb menghimbau kepada Sinwar, agar menyetujui kesepakatani tsb. Dan kepada anggota Kabinet Israel, ia mohon agar menyetujui kesepakatan apa pun. Ia berbicara secara terbuka pada konferensi pers di alun-alun Tel Aviv di mana para pendukung keluarga sandera rutin mengadakan aksi unjuk rasa.
Sementara itu, para pejabat Israel tampak semakin khawatir bahwa Pengadilan Kriminal Internasional akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin utama Israel.