Dirgahayu Kota Malang Ke-110
Tak terasa kota Malang kini sudah berusia 110 tahun. Perayaan hari jadi kota Malang ke-110 pada 1 April 2024 yang dipimpin oleh Pj Walikota Wahyu Hidayat memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun upacara resmi tetap dilaksanakan di depan Balaikota Malang, tidak ada keramaian di luar seperti pawai atau festival rakyat.
Alasan utamanya adalah karena bulan Ramadhan. Pemkot Malang menghormati umat Islam yang sedang menjalankan ibadah puasa dengan meniadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat hura-hura.
Kendati demikian, beberapa kegiatan tetap diadakan untuk memperingati hari jadi kota Malang, seperti ziarah ke makam para pendahulu kota Malang; pemberian penghargaan kepada tokoh-tokoh berprestasi; lomba-lomba virtual; kegiatan sosial dan religi.
Pemkot Malang berharap dengan penyesuaian format perayaan tsb, semangat hari jadi kota Malang tetap dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat, tanpa mengurangi kekhusyukan bulan Ramadhan dan meminimalisir risiko penularan penyakit di musim penghujan sekarang.
Hari Jadi kota Malang yang diperingati setiap tanggal 1 April bukanlah penanda hari lahir kota Malang dalam artian tradisional.
Tanggal 1 April 1913 adalah penetapan status Malang sebagai "gemeente" (kotapraja) oleh pemerintah Hindia Belanda. Sebelumnya, Malang berstatus sebagai "regentschap" (kabupaten).
Oleh karena itu, 1 April dipilih sebagai hari jadi kota Malang untuk memperingati momen penting dalam sejarah pemerintahannya, bukan sebagai hari lahirnya kota tsb.
Kota Malang memiliki sejarah panjang yang jauh mendahului penetapan status "gemeente" ini. Menentukan tanggal persis awal berdirinya kota Malang cukup rumit karena tidak ada bukti sejarah yang pasti.
Meski dermikian, para ahli sejarah menelusuri jejak awal mula kota Malang melalui beberapa peninggalan sejarah, seperti Prasasti Dinoyo. Prasasti ini ditemukan di lereng Gunung Arjuno dan diperkirakan berasal dari abad ke-8 M. Disinilah disebutkan nama "Malang" untuk pertama kalinya; Candi Badut. Artefak ini terletak di desa Turen, Malang, dan diperkirakan dibangun pada abad ke-13 M, menjadi bukti keberadaan pemukiman di wilayah Malang pada masa itu; Candi Jago. Artefak ini dibangun pada masa Kerajaan Singhasari (abad ke-13 M) dan menjadi bukti penting perkembangan peradaban di Malang.