Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Keadaan Orangutan Sumatera atau Pongotapanuliensis Now

5 Februari 2024   13:52 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:56 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hutan tepi sungai di Batangtoru river dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com

Keadaan Orangutan Sumatera atau Pongotapanuliensis Now

Dalam perjalanan beberapa waktu lalu ke Pangaribuan, Tapanuli utara, Sumut, terkesan hasil pembangunan sudah mulai kelihatan. Yang tadinya kita sempat membaca "Peta Kemiskinan di Tapanuli utara", tapi kali ini meskipun kemiskinan itu masih tetap ada, tapi tak separah katakanlah 20 Tahun lalu. Tadinya banyak lahan tidur yang tak terpakai, sampai-sampai ada pensiunan pemerintah yang menulis buku tentang lahan tidur yang puluhan ribuan hektar di seantero Tapanuli utara, kini itu tak kelihatan lagi, yang ada malah Toba Pulp Lestari semakin jaya, dan Sipahutar dan Pangaribuan semakin rapi areal persawahan dan perkebunannya.

Ketika ngopi di salah satu lapo atau warung makan, darah ini agak berdesir karena laponya sudah lumayan keren, tak terlihat lagi asal "dipambaheni" atau asal bikin kalau kita memesan sesuatu, tapi pemilik lapo sudah lebih melihat dan menyapa siapa konsumen yang datang.

Situasi yang mulai hangat di kampungku Pangaribuan karena suksesnya pembangunan lingkar Toba, membuatku teringat orangtuaku yang pernah bercerita bahwa Pangaribuan dulu adalah daerah yang sangat indah. Bayangkan orang ke sawah ketika itu menyandang tempat air minum yang terbuat dari Kantong Semar Batak. Sekarang itu tak nampak lagi. Yang terdapat di perbukitan sekitar hanya kantong semar yang kecil-kecil.

Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis). Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com
Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis). Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com

Juga kata ortuku dulu Homang atau Orangutan Sumatera berkeliaran sampai ke desa Pakpahan yang adalah ibukota Pangaribuan sekarang. Orangutan ini nakal, anak kecil yang ditinggal di pondok ketika ortunya bersawah sering diculik diam-diam. Mereka kehilangan anak yang ditinggal sendiri di pondok. Tapi anak itu nggak diapa-apain, melainkan digendong Orangutan tsb seperti anaknya sendiri. Ketika dicari orang kampung dan ketemu, sambil menatap senyap anak yang diculik Orangutan itu dikembalikan kepada ortunya. Tak ada pertikaian sama sekali. Damai-damai saja interaksi antara manusia dan Orangutan Sumatera ketika itu.

Dalam perjalanan waktu Orangutan kini sudah menghilang dari Pangaribuan, Sipahutar, Garoga, Sipoholon bahkan Adiankoting. Dan aku terkejut ketika membaca berita bahwa ada spesies langka yang terancam punah yaitu Orangutan Sumatera yang ditemukan di Batangtoru forest pada 2017.

Pongotapanuliensis atau Orangutan Tapanuli adalah stock lama di kampungku yang sudah lama menghilang. Kini spesies tsb adalah yang paling terancam punah dari tiga spesies Orangutan, dengan hanya sekitar 800 individu yang tersisa di alam liar. Orangutan Tapanuli hidup di hutan hujan Batantoru yang terbelah antara Tapanuli utara, tengah  dan selatan. Hutan hujan ini terancam oleh penebangan, perburuan, dan pembangunan jalan.

Habitat Orangutan Tapanuli

Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) now hanya ditemukan di Ekosistem Batangtoru. Ekosistem ini meliputi beberapa wilayah, yaitu : 1) Kabupaten Tapanuli Selatan : Kecamatan Batang Toru; Kecamatan Sipirok; Kecamatan Angkola Selatan; Kecamatan Muara Batangtoru; 2) Kabupaten Tapanuli Tengah : Kecamatan Pandan; Kecamatan Simangambat; 3) Kabupaten Tapanuli Utara : Kecamatan Adiankoting.

Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis) sedang bergelayutan di Ekosistem Batangtoru. Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com
Orangutan Sumatera (Pongotapanuliensis) sedang bergelayutan di Ekosistem Batangtoru. Foto: Screenshot dari Alam Damai, Youtube.com

Habitat Orangutan Tapanuli di Ekosistem Batangtoru terdiri dari berbagai jenis hutan, yaitu: 

1) Hutan hujan tropis. Ini adalah jenis hutan yang paling umum di Ekosistem Batangtoru dan merupakan habitat utama Orangutan Tapanuli. Hutan hujan tropis memiliki pohon-pohon yang tinggi dan lebat, dengan banyak "Liana" (tumbuhan pemanjat. Salah satu jenis tumbuhan yang menjadi penciri khas dari ekosistem hutan hujan tropis dan keberadaannya menambah keanekaragaman jenis tumbuhan pada ekosistem hutan tsb) dan "Epifit" (jenis tumbuhan yang memerlukan tumbuhan lain sebagai penopang); 

2) Hutan pegunungan. Hutan ini terdapat di daerah yang lebih tinggi di Ekosistem Batangtoru. Hutan pegunungan memiliki pohon-pohon yang lebih pendek dan jarang, dengan vegetasi bawah yang lebih lebat; 

3) Hutan sekunder. Hutan ini adalah bekas hutan hujan tropis yang telah ditebang dan kemudian tumbuh kembali. Hutan sekunder memiliki pohon-pohon yang lebih muda dan lebih pendek dari hutan hujan tropis; 

4) Hutan tepi sungai : Hutan ini terdapat di sepanjang tepi sungai. Hutan tepi sungai memiliki pohon-pohon yang tahan udara dan vegetasi bawah yang lebat.

Ancaman terhadap Orangutan Tapanuli

Dari obrolan di lapo, habitat Orangutan Tapanuli saat ini terancam oleh beberapa faktor, seperti penebangan kayu. Hutan hujan tropis di Ekosistem Batangtoru ditebang untuk berbagai keperluan, seperti kayu, perkebunan, dan pembangunan jalan; Perburuan. Orangutan Tapanuli diburu untuk diambil dagingnya, bulunya, dan anaknya untuk dijadikan hewan peliharaan; Pembangunan jalan. Pembangunan jalan di Ekosistem Batangtoru memecah belah habitat Orangutan Tapanuli dan membuat mereka lebih rentan terhadap perburuan dan perdagangan ilegal.

Upaya pelestarian

Beberapa upaya yang dilakukan untuk melestarikan Orangutan Tapanuli dan habitatnya, antara lain pengawasan hutan. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) bekerjasama dengan masyarakat setempat untuk mengawasi hutan dan mencegah penebangan liar dan perburuan; pembentukan kawasan konservasi. Pemerintah telah menetapkan beberapa kawasan di Ekosistem Batangtoru sebagai kawasan konservasi, seperti Taman Nasional Batangtoru dan Cagar Alam Sipirok; pendidikan dan penyadaran masyarakat. Masyarakat di sekitar Ekosistem Batangtoru dididik tentang pentingnya Orangutan Tapanuli dan habitatnya.

Eko Sistem Batangtoru habitat Pongotapanuliensis sekarang. Foto: news.mongabay.com
Eko Sistem Batangtoru habitat Pongotapanuliensis sekarang. Foto: news.mongabay.com

Populasi Orangutan Tapanuli terbagi menjadi tiga subpopulasi yang terfragmentasi, yaitu : 1) Subpopulasi Batangtoru. Subpopulasi ini adalah yang terbesar, dengan sekitar 500 individu; 2) Subpopulasi Sipirok. Subpopulasi ini memiliki sekitar 200 individu; 3) Subpopulasi Angkola Selatan. Subpopulasi ini adalah yang terkecil, dengan sekitar 100 individu.

Fragmentasi habitat dan perburuan merupakan dua faktor utama yang menyebabkan penurunan populasi Orangutan Tapanuli. Fragmentasi habitat membuat Orangutan Tapanuli kesulitan untuk mencari makanan dan pasangan, dan perburuan Orangutan Tapanuli untuk diambil dagingnya, bulunya, dan anaknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Ini masih saja terjadi hingga sekarang.

Meskipun upaya pelestarian sedang dilakukan, populasi Orangutan Tapanuli masih terus menurun. Diperlukan upaya yang lebih keras dan berkelanjutan untuk melindungi Orangutan Tapanuli agar spesies ini tidak punah.

Interaksi warga dan Orangutan

Interaksi warga Batangtoru dengan Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) beragam dan kompleks, dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Hutan hujan Batangtoru dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com
Hutan hujan Batangtoru dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com

Beberapa aspek interaksi : 1) Sejarah dan budaya. Masyarakat Batangtoru memiliki sejarah panjang dengan Orangutan Tapanuli. Mereka hidup berdampingan selama berabad-abad dan memiliki cerita rakyat, tradisi, dan tabu yang terkait dengan Orangutan. Dalam budaya Batangtoru, Orangutan dianggap sebagai nenek moyang atau makhluk suci. Hal ini dapat mendorong rasa hormat dan perlindungan terhadap Orangutan. 

Namun, di sisi lain, Orangutan juga diburu untuk diambil dagingnya, bulunya, dan anaknya untuk dijadikan hewan peliharaan. Praktik ini, meskipun ilegal, masih terjadi di beberapa daerah; 2) Ekonomi dan mata pencaharian. Orangutan Tapanuli dapat menjadi hama bagi petani, karena mereka memakan tanaman dan merusak ladang. Hal ini dapat menyebabkan konflik antara manusia dan orangutan. Di sisi lain, Orangutan Tapanuli juga dapat menjadi daya tarik wisata. Ekowisata yang fokus pada orangutan dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat Batangtoru.

Tantangan dan memperkuat habitat

Masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam upaya pelestarian Orangutan Tapanuli. Kurangnya kesadaran masyarakat, kemiskinan, dan lemahnya penegakan hukum adalah beberapa contoh tantangan tsb.

Memperkuat habitat Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) merupakan langkah penting untuk menyelamatkan spesies ini yang terancam punah. Saat ini, hanya sekitar 800 individu yang tersisa di alam liar, terfragmentasi dalam tiga subpopulasi di Ekosistem Batangtoru, Tapanuli utara, tengah dan selatan.

Hutan tepi sungai di Batangtoru river dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com
Hutan tepi sungai di Batangtoru river dimana Pongotapanuliensis berada. Foto: news.mongabay.com

Menetapkan konservasi Kawasan. Memperluas Taman Nasional Batang Toru dan Cagar Alam Sipirok, serta menghubungkannya dengan koridor hutan untuk memungkinkan pergerakan orangutan antar subpopulasi.

Memulihkan hutan yang terdegradasi. Menanam pohon di area yang telah ditebang dan melakukan reboisasi untuk meningkatkan kualitas habitat.

Meningkatkan patroli hutan dan penegakan hukum untuk melindungi Orangutan dari perburuan dan perdagangan illegal.

Menjelaskan ekowisata yang berkelanjutan. Mendukung wisata yang bertanggungjawab dan ramah lingkungan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan mendorong partisipasi mereka dalam upaya pelestarian.

Meskipun memperkuat habitat adalah langkah penting, hal ini tidak cukup untuk menyelamatkan Orangutan Tapanuli. Upaya lain yang perlu dilakukan 1) Meningkatkan edukasi dan penyadaran Masyarakat. Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya Orangutan Tapanuli dan habitatnya, serta mendorong mereka untuk terlibat dalam upaya pelestarian; 2) Mendukung penelitian ilmiah. Melakukan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut tentang Orangutan Tapanuli, ekologi mereka, dan ancaman yang mereka hadapi; 3) Mendorong kerjasama multipihak. Menggalang kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), masyarakat setempat, dan sektor swasta untuk bersama-sama melindungi Orangutan Tapanuli.

Menyelamatkan Orangutan Tapanuli membutuhkan upaya yang terpadu dan berkelanjutan dari semua pihak. Memperkuat habitat adalah salah satu langkah penting, namun harus dikombinasikan dengan upaya lain untuk memastikan kelangsungan hidup spesies ini.

Orangutan Tapanuli (Pongotapanuliensis) di masa lalu memiliki persebaran yang lebih luas dibandingkan saat ini. Catatan sejarah dan penelitian menunjukkan bahwa mereka pernah hidup di wilayah yang lebih luas, termasuk Pangaribuan, Garoga, dan Sipahutar . Namun, saat ini populasinya hanya terlihat di Ekosistem Batang Toru dengan jumlah yang terancam punah, yaitu sekitar 800 individu.

Saran terbaik

1). Menjaga Habitat. Memperkuat konservasi Kawasan. Memperluas dan memperkuat Taman Nasional Batangtoru, serta menghubungkannya dengan koridor hutan untuk memungkinkan pergerakan Orangutan.

2) Pencegahan deforestasi. Melakukan patroli hutan dan penegakan hukum untuk mencegah penebangan liar dan perambahan hutan.

3) Mendukung masyarakat lokal dalam mengembangkan usaha ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti ekowisata dan agroforestry.

4) Meningkatkan edukasi dan kesadaran. Memberikan edukasi kepada masyarakat: Memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya orangutan Sumatera dan habitatnya, serta mendorong mereka untuk terlibat dalam upaya pelestarian.

5) Melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan konservasi, seperti patroli hutan dan rehabilitasi orangutan.

6) Menggunakan media sosial. Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi tentang orangutan Sumatera dan upaya pelestariannya.

7) Membantu penelitian ilmiah. Melakukan penelitian untuk mempelajari lebih lanjut tentang Orangutan Sumatera, ekologi mereka, dan ancaman yang mereka hadapi.

8) Menyebarkan teknologi untuk membantu pelestarian Orangutan Sumatera, seperti pelacakan GPS dan drone.

9) Mempublikasikan hasil penelitian. Mempublikasikan hasil penelitian kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi pelestarian.

10) Mendorong kerjasama multipihak. Menggalang kerjasama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah (NGO), masyarakat lokal, dan sektor swasta untuk bersama-sama melindungi orangutan Sumatera.

11) Mendukung kebijakan yang pro-konservasi: Mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang mendukung pelestarian Orangutan Sumatera.

12) Menjadi sponsor atau relawan: Mendukung organisasi yang bekerja untuk pelestarian Orangutan Sumatera dengan menjadi sponsor atau relawan.

Melestarikan Orangutan Sumatera memerlukan upaya yang terpadu dan berkelanjutan dari semua pihak. Kita semua dapat berperan dalam melindungi spesies ini dan habitatnya.

Siapapun dapat berkontribusi dalam pelestarian Orangutan Sumatera dengan mendonasikan dana kepada organisasi yang bekerja untuk pelestarian Orangutan Sumatera; menjadi relawan dalam program pelestarian Orangutan Sumatera; mengurangi konsumsi produk yang berkontribusi pada deforestasi, seperti produk kertas dan minyak kelapa sawit; menyebarkan informasi tentang Orangutan Sumatera dan upaya pelestariannya kepada publik luas.

Mari bersama-sama melindungi Orangutan Sumatera dan habitatnya agar spesies ini tidak punah.

Lihat :

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42140896

https://www.mongabay.co.id/2018/08/09/plta-batang-toru-malapetaka-bagi-kera-terlangka-di-dunia/

https://www.mongabay.co.id/2023/05/01/berbagai-ancaman-dihadapi-apakah-orangutan-tapanuli-mampu-bertahan/

Joyogrand, Malang, Mon', Febr' 05, 2024.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun