Produksi petai di Indonesia cukup tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik. Bahkan, Indonesia juga mengekspor petai ke beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Kabupaten Malang adalah salah satu daerah penghasil petai utama di Jawa Timur. Menurut data Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Malang, pada tahun 2022, luas panen petai di Kabupaten Malang mencapai 1.496 hektar, produksi petai mencapai 4.488 ton per tahun.
Rata-rata produktivitas petai di Kabupaten Malang adalah 3 ton per hektar. Kecamatan dengan produksi petai tertinggi di Kabupaten Malang adalah Kecamatan Wonosari (1.288 ton), Kecamatan Kepanjen (800 ton), Kecamatan Singosari (700 ton), Kecamatan Karangploso (600 ton), Kecamatan Pakisaji (500 ton).
Petai dari Kabupaten Malang dikenal memiliki kualitas yang baik dan rasa yang khas. Petai Malang banyak dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah, bahkan sampai ke Jakarta dan beberapa kota besar lainnya di Indonesia.
Petani di Malang Raya berkebun Petai dengan Sistem Budidaya, yi membudidayakannya di lahan yang memang diperuntukkan untuk tanaman petai. Lahan ini biasanya dibersihkan dan diolah terlebih dahulu sebelum ditanami. Juga sebagai tanaman tumpang sari, dimana petai ditanam bersama dengan tanaman lain, seperti jagung atau kopi. Sistem ini dilakukan untuk memanfaatkan lahan secara optimal.
Dalam konteks kepariwisataan, makanan Indonesia yang dimix dengan petai cukup banyak, tapi sampai sejauh ini katakanlah salah satunya yii saos atau sambal petai tak kunjung bisa merakyat atau populer di kalangan masyarakat luas, sekalipun pada umumnya masyarakat luas di Indonesia adalah penyuka sambal yang kalau di dunia barat sana disebut saos.
Beberapa kemungkinan alasannya : 1. Bau dan Rasa Petai yang Khas : Petai memiliki bau dan rasa yang cukup kuat dan khas, yang tidak disukai semua orang. Bagi yang tidak terbiasa, bau petai bisa dianggap kurang sedap dan mengganggu. Rasa pahit petai juga bisa menjadi faktor yang membuat orang tidak menyukainya; 2. Stigma : Di beberapa daerah, petai dianggap sebagai makanan yang "tidak sopan" atau "kampungan". Stigma ini mungkin karena bau petai yang kuat dan efeknya pada pencernaan, seperti menyebabkan gas dan kembung; 3. Kurangnya Variasi Resep : Sambal petai umumnya diolah dengan cara yang sederhana, yaitu digoreng atau ditumis dengan cabai dan bawang. Kurangnya variasi resep dan cara pengolahan mungkin membuat sambal petai kurang menarik bagi banyak orang; 4. Ketersediaan Petai : Petai tidak selalu tersedia di semua daerah di Indonesia. Hal ini mungkin membuat sambal petai kurang familiar dan populer di daerah-daerah yang tidak mudah mendapatkan petai; 5. Preferensi : Pada dasarnya, preferensi rasa setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang menyukai rasa pedas, asam, manis, dan gurih. Bagi pecinta pedas, sambal terasi, sambal bawang, dan sambal matah mungkin lebih digemari karena rasa pedasnya yang lebih dominan.
Meskipun sambal petai tidak populer di kalangan masyarakat luas, masih banyak orang yang menyukainya.
Beberapa solusi untuk meningkatkan citra petai sebagai kuliner wisata, antara lain meningkatkan variasi resep sambal petai dengan menggabungkan petai dengan bahan lain yang lebih disukai banyak orang; memperkenalkan sambal petai kepada masyarakat yang belum pernah mencobanya dengan cara yang menarik dan edukatif; mengubah stigma negatif tentang petai dengan menunjukkan manfaatnya bagi kesehatan.
Sambal petai memiliki potensi untuk menjadi lebih populer di masa yang akan datang. Hal ini karena semakin banyak orang yang mulai menyukai makanan dengan rasa yang unik dan khas. Selain itu, petai memiliki banyak manfaat bagi kesehatan yang dapat menarik minat masyarakat.
Untuk menjadikan petai sebagai Menu Kepariwisataan Malang Raya dan Indonesia, kita harus mengembangkan varietas petai yang tahan hama penyakit, memiliki rasa yang disukai wisatawan, dan mudah diolah menjadi berbagai masakan; menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dan pascapanen yang baik untuk menghasilkan petai yang berkualitas tinggi dan aman dikonsumsi; mengembangkan produk olahan petai seperti keripik petai, rendang petai, dan sambal petai untuk meningkatkan nilai jual produk; mengadakan festival kuliner petai untuk mengenalkan berbagai masakan berbahan dasar petai kepada wisatawan; bekerjasama dengan restoran-restoran di Malang Raya untuk memasukkan petai dalam menu mereka; Â memberikan edukasi kepada wisatawan tentang manfaat dan nilai gizi petai serta cara mengolahnya menjadi masakan yang lezat.