Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Astro-Tarot dan Medan Elektoral Jatim

31 Januari 2024   14:48 Diperbarui: 31 Januari 2024   15:00 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Struggle for Piower. Foto : iema.net

Sementara itu dari sisi Tarot, Petarot Denny Darko jauh hari sebelumnya mengatakan sudah ada sosok yang cukup mencolok untuk memenangkan kontestasi Pilpres 2024.

Hal ini dapat dilihat dari kartu tarot yang dimilikinya. Kartu pertama yang muncul adalah two of cups. Hal ini menunjukkan emosi atau perasaan. "Seperti Pemilu 2014 dan 2019, dan dalam Pilpres 2024 ini tentang Jokowi versus bukan Jokowi," kata Denny Darko.

Kartu yang keluar selanjutnya adalah seven of pentacles. Menurut Denny dalam Pemilu kali ini ada juga terawangan terkait berapa kali putaran. Karena Ganjar Pranowo dan Prabowo tidak berada berada dalam satu koalisi yang sama, atau keduanya bukanlah pasangan capres-cawapres. Maka setelah Anies dan Ganjar blunder karena banyak menyudutkan Jokowi, kita akan tahu siapapun yang didukung petahana memiliki kekuatan 2 kali lipat dibandingkan oposisinya. Menurut Denny hal ini menunjukkan bahwa pemenang Pilpres 2024 akan tetap yang berhubungan dengan Jokowi. Siapa paslon itu. Siapa lagi kalau bukan Prabowo-Gibran.

Meski Tarot dan Astrologi adalah praktek okultisme yang banyak digunakan untuk kegiatan hiburan atau pertimbangan pribadi, tapi dikombinasikan dengan analisis lapangan, terkesan kuat bahwa peluang Paslon No 02 untuk menang dalam Pilpres 2024 sudah dipastikan oleh banyak Lembaga Survey yang kredibel, meski bukan menang dalam satu putaran.

Kita lihat misalnya di medan laga Jatim yang adalah kantong elektoral utama di pulau Jawa. Baru kemarin (Selasa, 30 Januri 2024) Ganjar kampanye terbuka di kota Malang. Pada saat yang sama Gubernur Jatim Khofifah dan petinggi NU Gus Miftah juga kampanye terkait Paslon N0 02. Meski bersebelahan di GOR Ken Arok, kampanye keduanya aman-aman saja, tapi Aria Bima dkk menjadi berang tahu bahwa Khofifah dan Gus Miftah ada di sebelahnya, dan melakukan kampanye serupa. Tanpa disadari ini adalah blunder buat Ganjar.

Kita lihat jauh sebelumnya Anies dan Cak Imin pun telah berkampanye di Jawa timur. Hanya saja Anies kini terbungkam oleh kenyataan ditampiknya mereka oleh mayoritas Nahdliyin di Jawa timur, karena blunder seorang Cak Imin yang mengkudeta Gus Dur paman kandungnya di masa lalu. Kini giliran Ganjar dan PDIP yang tak mungkin meraup mayoritas elektoral Jatim yang didominasi kaum Nahdliyin itu, setelah Khofifah, Gus Miftah dan Gus Ipul turun gunung.

Sebagaimana diketahui NU adalah organisasi Islam di Indonesia yang memiliki akar kuat di Jawa Timur. NU didirikan pada tahun 1926 dan merupakan salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. Organisasi ini memiliki pengaruh yang besar di masyarakat Jawa Timur dan di seluruh Indonesia.

NU dikenal sebagai organisasi Islam yang moderat dan mengutamakan ajaran-ajaran Islam yang toleran. Organisasi ini juga memiliki tradisi keagamaan dan kebudayaan yang kuat di Jawa Timur.

NU melibatkan peran organisasi ini dalam pendidikan, kesejahteraan sosial, dan pelestarian budaya. NU memiliki jaringan pesantren (sekolah Islam tradisional) yang luas dan telah berperan dalam mendidik generasi Muslim di Indonesia. Selain itu, NU juga terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pembangunan masjid, bantuan kemanusiaan, dan program-program pemberdayaan masyarakat.

Yang wajib kita ketahui adalah adanya dikotomi dalam NU. Ada yang disebut NU Kultural dan ada NU Struktural.

NU Kultural menunjuk pada upaya NU dalam melestarikan dan mengembangkan aspek-aspek kultural dan keagamaan dalam masyarakat. Ini mencakup pelestarian tradisi-tradisi keagamaan, seni budaya, dan pendidikan agama. NU Kultural seringkali menempatkan perhatian besar pada pesantren (sekolah Islam tradisional) sebagai pusat pendidikan agama dan kebudayaan. Upaya ini bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai Islam tradisional dan budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun