Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bukan LFT atau NCM, tapi Kita Bisa Belajar dari Setan Sekalipun

24 Januari 2024   11:29 Diperbarui: 24 Januari 2024   11:44 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setan jenaka dalam sebuah clip art. Foto : id.quora.com

Bukan LFT atau NCM, tapi Kita Bisa Belajar dari Setan Sekalipun

Debat Capres-Cawapres keempat ternyata masih beresonansi hingga sekarang, terutama topik yang berkaitan dengan energi dan sumberdaya alam.

Kita tidak menyoal polemik seputar komponen baterai kendaraan Listrik lithium-ion yang pure LFP atau Lithium Ferro Phosphate atau NCM  (Nickel-Cobalt-Manganese). Ntah China tak pakai Nikel-lah, atau Tesla-nya Elon Musk tak semuanya pakai Nikel dst.

Sebelum lebih jauh, kita harus ke substansi dulu bahwa baterai lithium-ion (Li-ion) adalah jenis baterai isi ulang yang menggunakan teknologi lithium-ion sebagai bahan baku untuk elektroda positif dan negatifnya. Baterai ini banyak digunakan dalam berbagai perangkat elektronik seperti ponsel cerdas, laptop, kamera digital, dan perangkat portabel lainnya.

Struktur dasar baterai lithium-ion terdiri dari dua elektroda (anoda dan katoda) yang terendam dalam elektrolit, dan lapisan separator yang memisahkan kedua elektroda tsb. Proses kimia terjadi saat baterai diisi ulang atau digunakan, di mana ion lithium bergerak dari elektroda anoda ke elektroda katoda melalui elektrolit, dan sebaliknya saat baterai dilepaskan.

Kelebihan baterai lithium-ion melibatkan energi yang tinggi, berat yang relatif ringan, dan tidak adanya efek memori, yang berarti baterai ini tidak memerlukan pembongkaran total sebelum diisi ulang. Meskipun baterai lithium-ion umumnya andal dan digunakan secara luas, tetapi juga memiliki kekurangan, seperti umur pakai yang terbatas dan risiko potensial terkait keamanan, meskipun upaya terus dilakukan untuk meningkatkan teknologi dan mengatasi kelemahan tsb.

Baterai lithium-ion (Li-ion) dapat menggunakan berbagai kombinasi bahan untuk elektroda positif (katoda) dan elektroda negatif (anoda), dan dua dari variasi ini adalah NCM (Nickel-Cobalt-Manganese) dan LFP (Lithium Iron Phosphate).

Baterai NCM menggunakan campuran nickel (Ni), kobalt (Co), dan mangan (Mn) sebagai bahan aktif dalam elektroda positif (katoda). NCM memiliki kepadatan energi yang tinggi dan umumnya digunakan dalam aplikasi seperti mobil listrik dan perangkat elektronik konsumen.

Baterai LFP menggunakan lithium iron phosphate sebagai bahan aktif dalam elektroda positif. LFP memiliki keuntungan dalam hal stabilitas termal dan keamanan, dan cenderung memiliki umur pakai yang lebih lama dibandingkan dengan beberapa jenis baterai lithium-ion lainnya. Kepadatan energi LFP mungkin tidak sebesar NCM, tetapi memiliki kestabilan yang baik.

Kedua jenis baterai ini memiliki karakteristik yang berbeda, dan pilihan antara NCM dan LFP sering tergantung pada kebutuhan spesifik aplikasi. Beberapa produsen kendaraan listrik dan perangkat elektronik mengadopsi berbagai kombinasi bahan untuk mencapai keseimbangan antara kepadatan energi, umur pakai, dan keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun