Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Imajinasi Politik Jokowi

19 Desember 2023   13:25 Diperbarui: 19 Desember 2023   13:25 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pilpres 2024 sebuah imajinasi politik. Foto : kompas.id

Prabowo telah lama menghadapi tuduhan pelanggaran HAM pada masa regime Soeharto, dan dia dilarang memasuki AS sampai saat ini. Ia diberhentikan dari jabatannya di militer, setelah mencoba merangsek ke kantor presiden BJ Habibie dan dihalangi Jenderal Sintong Panjaitan.

Ia telah lama membantah klaim tsb, namun hingga saat ini, cerita tentang sepakterjangnya di masa lalu itu menimbulkan kekhawatiran di sejumlah kalangan, bagaimana kalau ia berkuasa nanti.

Poling sudah gencar dilakukan sejak beberapa bulan lalu, dan poling Nopember lalu misalnya, 9 lembaga survei menyatakan Prabowo-Gibran mengungguli Ganjar-Mahfud dan Amien-Cak Imin.

Ada analist yang mengatakan ia akan menang telak cukup satu putaran saja. Yang moderat mengatakan Pilpres 2024 akan berjalan dua putaran, karena tidak ada kandididat yang mampu memperoleh lebih dari 50 persen suara pada putaran pertama, Memasuki putaran kedua, Prabowo kemungkinan akan menarik pendukung Islamis Baswedan dan akan memenangkan kursi kepresidenan

Sebagaimana disinggung di muka, kelemahan utama dari sistem sekarang adalah ketergantungan yang sangat pada keterlibatan pribadi para pemimpin yang sudah lengser dari kekuasaan, yang memiliki kepentingan yang sama dalam mempertahankan dominasi mereka serta pemahaman yang sama tentang bagaimana cara melakukannya.

Beberapa diantaranya telah mengambil langkah-langkah untuk mewariskan kepemimpinan partai kepada anak-anaknya. Sadar tidak memiliki garis keturunan seperti ini, Jokowi menggunakan kekuasaannya untuk memposisikan dirinya di antara generasi mantan presiden dengan membangun keluarga politik. Kita lihat kehadiran Gibran dan Kaesang dalam platform politik sekarang.

Jokowi mengamankan masa depan keluarga politik yang baru dibangunnya itu dengan menjalin aliansi dengan rival lamanya, yi Prabowo Soebianto. Ia menggunakan keluarga politik untuk memusatkan kekuasaan, dan secara halus memblokir new comer. Hal ini menunjukkan bahwa taktik yang digunakan untuk mendominasi politik pada masa lalu, kini dikembangkan Jokowi sedemikian rupa yang mungkin akan bertahan lebih lama dari para ahli taktik aslinya.

Taktik Presiden Jokowi dalam mendominasi kekuasaan setelah lengser nanti adalah dengan membangun keluarga politik dengan mengusung kedua anaknya yi Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang. Setelah deal diam-diam dengan Prabowo, Gibran kemudian dipasangkan dengan Prabowo untuk kontestasi pilpres 2024.

Inilah yang tidak dimengerti publik sekarang. Saya pikir langkah tsb bukanlah politik dinasti, melainkan cara Jokowi mengantisipasi masa depan, karena sistem politik sekarang bukanlah sesuatu yang sudah sempurna. Masalahnya ia banyak meninggalkan legacy yang harus dilanjutkan oleh penerusnya yang loyal terhadap visinya selama berkuasa.

Menggunakan keluarga dalam politik, terutama memasukkan anak-anak dalam dunia politik, wajar menuai berbagai tanggapan dan interpretasi. Cukup  banyak kalangan yang melihatnya sebagai cara untuk meneruskan visi dan program yang telah dicanangkan oleh Jokowi sebelumnya. Tapi tak kurang, sejumlah kalangan khawatir akan konsolidasi kekuasaan semacam ini yang terkonsentrasi dalam satu keluarga, dapat berujung pada politik dinasti.

Perkembangan demokrasi di negeri ini jelas tak mesti sama dengan negara-negara demokrasi lainnya ntah di Asia, Eropa, AS dll. Respon publik tergantung pada pandangan politik, nilai-nilai, dan interpretasi masing-masing individu. Tapi bagaimanapun, tindakan Jokowi secara hidden semata adalah antisipasi untuk memastikan kelanjutan kebijakannya yang dianggap positif. Kalaupun ada yang melihatnya sebagai upaya memperkuat dominasi politik keluarga. Itu hanyalah dugaan, karena belum ada bukti yang dapat diusung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun