Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Melestarikan Rumah Tua dan Pohon Tua dalam Kepariwisataan Kita

9 Desember 2022   15:46 Diperbarui: 15 Desember 2022   03:00 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Agung kota Malang, alun-alun kota tak jauh dari Kajoetangan heritages. Foto : Parlin Pakpahan.

Melestarikan Rumah Tua Dan Pohon Tua Dalam Kepariwisataan Kita

Traveling atau melakukan perjalanan ke obyek-obyek wisata tertentu di masa kini boleh dikata sudah merupakan kebutuhan yang sangat wajar bagi siapapun. 

Kalau Maslow mengatakan ada kebutuhan primer, sekunder, tersier dan ditambahi lagi kekinian yi kuarter, maka kebutuhan untuk melepas penat atau rasa jenuh dan ingin pengalaman baru yang membawa kita berfantasi ria. Untuk mudahnya itu kita sebut saja sebagai kebutuhan sekunder manusia.

Tapi dalam kepariwisataan ada sebuah garis panjang yang dihubungkan oleh titik-titik kepariwisataan. Itu artinya jarak. Kalau berwisata jaraknya hanya sepelemparan batu, mungkin tak jadi masalah. 

Tapi kalau titik dimana kita tinggal dihubungkan dengan titik kepariwisataan di seberang benua atau katakanlah di seberang pulau dari titik dimana kita tinggal. Ini tentu masalah, karena itu urusannya kocek. 

Terjangkau atau tak terjangkau oleh kocek kitorang. Semakin jauh dan wah. Itu bukan lagi kebutuhan sekunder, melainkan kebutuhan tersier (mewah) dan kuarter (super mewah). 

Kan tak ada lagi yang gratis di portibi atau dunia ini, kecuali sinar mentari, udara, hujan dan burung-burung yang beterbangan di angkasa kita.

Rumah tua legacy Belanda siap dijual, Jln Diponegoro, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.
Rumah tua legacy Belanda siap dijual, Jln Diponegoro, Malang. Foto : Parlin Pakpahan.

Karenanya pemerintah dangan segala visi dan impian yang konon diijir dari rakyat secara bertahap mencoba menggebrak dengan upaya pemberdayaan ekonomi, ntah itu dimulai dari infrastruktur fisik dan mengajarkan masyarakat agar bisa menapaki hidup secara efisien. 

Untuk mudahnya berdayakan dirimu dengan fasilitas yang dibangunkembangkan pemerintah dan ajari pelanjutmu agar berilmu dan berketrampilan untuk dan dalam rangka kemandiriannya ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun