Cangkruk Di Depok Heritages Bersama Sobatku Andang dan Nina
Kamis 3 Nopember pagi itu. Selagi kucek-kucek mata, ee dari arah TMII sobat jadulku Andang Kosasih telponan. "Tadi aku sudah telpon Endar dan Laykeu. Keqnya mereka berhalangan. Sekarang aku ke rumahmu di Depok Bolanda," demikian sobatku Andang. "Hei yang nge-drive siapa", tanyaku. "Keponakanku Nina," kata Andang.
Akupun terburu-buru mandi dan bersih-bersih. Paling tidak aku pilih Louis Caf di Jalan Mawar. Kopi olahan baristanya lumayan. Tak sabar menunggu di teras Jln Pemuda 48, aku nongkrong di shelter Blimbing di sebuah coffee corner csnya Bu Merry Samuel. "Shelter baru Bu. Numpang ya, lagi nungguin sobat jadul yang mau datang bentar lagi." Silakan Om. Sambil ngopi ya". "Ok. Cangkir kecil aja'" sahutku.
Kopi Belimbing itu baru terseruput seperempat bagian ketika Andang dan Nina nongol di Jln Pemuda 48 dengan Volkswagen Tiguan Hitam. Puji Tuhan, ternyata Andang fresh pagi itu. Dan Nina, wuih tambah gede dan keren nih anak, kataku kepada Andang. Nina tersenyum malu seraya menyalamku.
Kami pun meluncur dan atas inisiatifku dan serempak disetujui Andang dan Nina. kami meluncur ke Louis Caf Jln Mawar tak jauh dari rumah Jln. Pemuda 48. Kedua tempat itu ya Depok Bolanda atau The Old Depok atau yang sekarang disebut-sebut sebagai Depok Heritages terkait kepariwisataan sejarah di downtown Depok.
Mobil langsung berbelok lurus kedalam dan ada slot yang kosong pas di ujung Louis Cafe. Aku dan Andang langsung ke gerai depan. Sementara mobil dilurusin parkirnya oleh Nina.
Setelah mengambil posisi yang pas dan terasa enak bagi perokok seperti Aku dan Andang, kamipun celingukan. O tak ada daftar menu. Akupun meluncur kedalam dan meminta satu daftar menu dan mengatakan kepada petugas agar nanti ke depan menghampiri kami di meja 19.