Mohon tunggu...
Parlin Pakpahan
Parlin Pakpahan Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang pensiunan pemerintah yang masih aktif membaca dan menulis.

Keluarga saya tidak besar. Saya dan isteri dengan 4 orang anak yi 3 perempuan dan 1 lelaki. Kami terpencar di 2 kota yi Malang, Jawa timur dan Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Aktualisasi Diri Ala Soren Kierkegaard

28 Oktober 2022   12:45 Diperbarui: 28 Oktober 2022   12:52 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aktualisasi Diri Ala Soren Kierkegaard

C. Stephen Evans adalah salah satu cendekiawan terkemuka yang piawai membedah pemikiran filsuf Denmark Soren Kierkegaard. Ini bisa kita lihat dalam karyanya yang bertajuk "Kierkegaard and Sprituality, accountability as the meaning of human existence."

Evans mampu memahami Kierkegaard secara mendalam. Dia menunjukkan Kierkegaard sebagai seorang penulis Kristen yang mendalam yang berusaha menunjukkan kebenaran eksistensial agama untuk setiap manusia serta tantangan yang ada disitu. Dia berhasil menunjukkan bahwa Kierkegaard adalah seorang penulis spiritual.

"Spiritualitas" adalah kata yang sangat sering digunakan saat ini dan hanya sedikit orang yang mengidentifikasi Kierkegaard dengan spiritualitas, tetapi Evans menunjukkan bahwa spiritualitas dan pentingnya hubungan dengan Tuhan, Yang Mutlak, Yang Kekal (bagaimanapun dapat digambarkan), adalah inti dari menjadi manusia. Kierkegaard telah menunjukkan apa artinya menjadi seorang individu, apa artinya menjalani kehidupan yang terpenuhi.

Bagi Kierkegaard, spiritualitas selalu bersifat relasional. Pertanyaannya adalah dengan apa individu terkait. Keterkaitan dalam arti mencerminkan manusia seperti apa seseorang itu. Seseorang yang relasional dalam hal barang-barang terbatas, apakah ini uang, jenis kelamin, kekuasaan, reputasi, kebangsaan, politik, atau isteri dan keluarga. Rerata relasi seperti itu tidak manusiawi. Hanya orang yang benar-benar berhubungan dengan Tuhan, yang berusaha untuk hidup "coram deo" (hidup di hadirat Tuhan secara rohani) yang dapat mendekati spiritualitas sejati.

Tidak seorang pun yang bisa puas dengan kekristenan sosial yang ditemukan di gereja-gereja dan katedral dimana pun di seluruh dunia. Bagi Kierkegaard, manifestasi lahiriah dari Kekristenan adalah sebuah lapisan. Gereja mungkin --- atau, seperti yang dijelaskan Kierkegaard, sering kali tidak membantu dalam mengembangkan hubungan dengan Tuhan.

Hubungan dengan Tuhan ini menuntut tindakan di dunia dan transformasi individu. Bagi Kierkegaard, ini mengarah pada penderitaan dan rasa bersalah yang tak terhindarkan. Berusaha untuk hidup dengan cara ini akan membawa pertentangan. Ini membutuhkan komitmen total yang menantang namun juga membebaskan. Ini membawa kegagalan yang nyata dan seringkali penolakan duniawi, namun harapan dan keyakinan, karena tidak ada yang dapat memisahkan individu dari kehidupan yang benar-benar didasarkan pada Tuhan.

Di dunia Kristen, kalangan Protestan tidak pernah terdengar memiliki orang yang disucikan sebagai Santa atau Santo. Setidaknya mereka tak pernah mengklaim-nya.Lain halnya jika dikonsultasikan dengan mata, jari dan hati. Boleh saja kita menampik tidak punya orang yang disucikan, karena khawatir hal itu akan mengganggu identitas yang dari sononya berlabuh pada gagasan bahwa protestan adalah orang yang melawan dan memprotes ritual dan jalan hidup saudara tuanya yang Roma Katholik.

Tapi tidak peduli apa yang ada di pikiran kita, mata, jari, dan hati kita akan mengatakan yang sebenarnya bahwa kita punya orang suci yang tersembunyi di "closet" (bisa dalam arti tersembunyi di lemari, bahkan bisa dalam arti tersembunyi di WC).

Penulis manakah yang Anda baca saat Anda benar-benar haus akan pengetahuan?Kehidupan siapa yang menginspirasi Anda?Siapa yang membuat Anda ingin menjadi manusia yang lebih baik?Itulah dia orang yang Anda sucikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun