TN Komodo : Konservasi atau Pemberdayaan Ekonomi Wong Cilik
Konservasi alam adalah sebuah istilah dari para pecinta alam dan ketika diujungtombaki Greenpeace di Eropa sana, istilah ini semakin mengglobal. Segala macam yang dipandang mengganggu keseimbangan alam, termasuk uji coba nuklir Perancis di atol Mururoa. Itu semua di demo Greenpeace sekalipun harus mendemonya di tengah lautan.
Ketika saudaranya sesama Greenpeace di Eropa sana sudah semakin matang dan didengarkan dunia, aktivis serupa di Indonesia baru memulainya pada 1990-an. Isu-isu yang pernah mencuat al penurunan permukaan air danau Toba, penurunan permukaan tanah Jakarta karena eksploitasi air tanah yang berlebihan, penyelamatan Orangutan Kalimantan dan Sumatera, penyelamatan Harimau Sumatera dst hingga pada puncaknya kini adalah isu konservasi Komodo di NTT.
Sejauh ini telah cukup banyak upaya konservasi alam dilakukan di kawasan Komodo yang meliputi lima pulau utama, yi Pulau Komodo, Rinca, Padar, Nusa Kode (Gili Dasami) dan Gili Motang. Sementara di Pulau Flores, komodo dapat ditemukan di empat kawasan konservasi, yi Cagar Alam Wae Wuul, Wolo Tado, Riung, dan di Taman Wisata Alam Tujuh Belas Pulau, tepatnya di Pulau Ontoloe. Komodo tak banyak di daratan utama ini, tapi kalau dipandang enteng tanpa perlu berbuat sesuatu untuk pelestariannya, maka komodo yang sedikit disini pun akan cepat punah.
Mengutip bbc.com, dalam perkembangan konservasi komodo hingga saat ini, jumlah komodo di Pulau Komodo ada 1.727, di Pulau Rinca ada 1.049, di Gili Motang ada 58, di Nusa Kode ada 57, dan di Pulau Padar ada 6. Total 2.897 komodo.
Dari KLHK perkembangan populasi komodo dapat dilihat lebih rinci lagi sbb : 2018, ada 2.899 ekor, 2019 ada 3.022 ekor, 2020 ada 3.163 Â ekor dan 2021 ada 3.303 ekor. Pencatatan KLHK lebih lengkap, karena komodo yang hidup di daratan utama tercakup di dalamnya.
Kita sedikit bernafas lega, karena kadal purba ini akhirnya berhasil dikembangkan step  by step. So, kita pun yakin bahwa upaya konservasi yang dilakukan pemerintah tidak lagi main-main, apalagi PBB telah mencanangkan Wilayah Konservasi Komodo sebagai Warisan Dunia.
Konservasi utama telah ditetapkan di dua pulau, yi Pulau Komodo dan Pulau Padar selaku  pulau persiapan untuk pengembangan populasi komodo lebih jauh.
Â
Melihat perkembangan kepariwisataan di NTT sekarang, kita jadi teringat riuh-rendah aksi protes di masa sebelumnya yi ketidaksetujuan masyarakat terhadap rencana ambisius untuk men-Jurassic Park-kan Pulau Komodo. Ada aktivis yang memposting gambar seekor komodo menghalangi sebuah truk bermuatan material konstruksi seakan menantang "mau ngapain lo? mau ngerusak habitat gue disini." Postingan ini kemudian viral. Jurassic Park pun gagal.