Mohon tunggu...
Parlin Martua Silitonga
Parlin Martua Silitonga Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Membahas tentang Pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ESBN: Solusi Cerdas di Tengah Tantangan ISBN Indonesia

12 Oktober 2024   02:26 Diperbarui: 12 Oktober 2024   18:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Educational Serial Book Number (ESBN)

KOMPASIANA.com,  JAKARTA - Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis dalam pengelolaan International Standard Book Number (ISBN), yang menjadi perhatian serius berbagai kalangan. ISBN, yang dikenal sebagai sistem pengidentifikasi unik untuk setiap judul buku, berfungsi penting dalam mengklasifikasikan dan mendistribusikan karya literasi di seluruh dunia. Namun, krisis ISBN di Indonesia dimulai ketika Badan Internasional ISBN di London memberikan teguran kepada Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia. Teguran ini muncul akibat lonjakan tidak wajar dalam jumlah penerbitan buku yang terdaftar dengan ISBN di tanah air, yang melebihi batas alokasi yang telah ditetapkan.

Pada tahun 2021, terdapat sekitar 208.191 judul buku yang terbit di Indonesia dan semuanya diberikan nomor ISBN. Namun, masalah muncul ketika alokasi nomor ISBN yang dimiliki Indonesia pada tahun 2018 hanya sebanyak 1 juta nomor untuk digunakan dalam kurun waktu beberapa tahun. Dengan penerbitan total sekitar 623.000 judul buku dalam waktu empat tahun, jumlah tersebut telah menghabiskan lebih dari setengah alokasi ISBN yang ada. Saat ini, Indonesia hanya memiliki sekitar 377.000 nomor ISBN yang tersisa, sehingga dalam setahun Indonesia hanya dapat menerbitkan maksimal 67.340 judul buku. Angka ini tentu sangat membatasi potensi pertumbuhan industri penerbitan nasional, terutama bagi penulis dan penerbit yang ingin mengeluarkan karya-karya baru mereka ke pasaran.

Di tengah krisis tersebut, muncul kebutuhan mendesak bagi para penerbit dan penulis di Indonesia untuk tetap memiliki akses yang memadai terhadap sistem pengidentifikasi buku. Ini menjadi sangat penting dalam era digital dan pertumbuhan literasi yang pesat, di mana semakin banyak karya yang dihasilkan oleh masyarakat, baik berupa buku puisi, cerpen, novel, jurnal/artikel ilmiah dsb. ISBN menjadi syarat mutlak bagi setiap buku yang ingin diakui secara internasional, didistribusikan ke toko-toko buku, atau dijadikan referensi di dunia pendidikan.

Mengapa ESBN hingga saat ini Diperlukan?

Untuk menjawab tantangan tersebut, muncul solusi baru dalam bentuk European Standard Book Number (ESBN). Sistem ini dikembangkan pada tahun 2021 sebagai bagian dari ESAA Project European Commission ID2021048, dengan tujuan memberikan alternatif bagi penerbitan buku di Indonesia yang menghadapi kendala dalam memperoleh ISBN. ESBN diprakarsai oleh Konsortium yang terdiri dari berbagai organisasi nasional dan internasional seperti Oceans-Network European, ESAA Eropa, Indonesian Literacy Association, Mata Garuda LPDP Kalimantan Barat, Ikatan Guru LPDP, dan beberapa penerbit serta lembaga pendidikan di Indonesia. Koordinator proyek ini adalah Rahmat Putra Yudha, M.Ed TESOL, yang bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan akses ESBN dapat membantu meringankan beban penulis dan penerbit di Indonesia.

Dengan adanya ESBN, penerbit dan penulis di Indonesia kini dapat tetap menerbitkan karya mereka tanpa harus khawatir kekurangan nomor ISBN. Penerbit yang tertarik untuk mendapatkan ESBN dapat menghubungi perwakilan di admin@esbn-international.com atau melalui perwakilan Virtual Education Academy di Indonesia di admin@virtualeduacademy.com.

Apa Tujuan Utama dari ESBN?

Tujuan utama dari ESBN adalah menyediakan sistem pengidentifikasi buku yang setara dengan ISBN namun lebih fleksibel dan dapat diakses oleh penerbit dan penulis independen. ESBN memungkinkan publikasi karya secara internasional, membantu memperluas distribusi, dan memastikan bahwa setiap karya tetap diakui di pasar global. Ini menjadi jawaban bagi tantangan yang dihadapi industri penerbitan Indonesia dalam menghadapi keterbatasan ISBN. Selain itu, ESBN juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan literasi dan kreativitas di Indonesia, terutama bagi kalangan muda yang tengah berjuang untuk menerbitkan karya mereka.

Lalu Seperti Apa Korelasi antara ISBN/ESBN dalam Sektor Pendidikan saat ini?

Di sektor pendidikan, terutama bagi para mahasiswa dan akademisi yang ingin menerbitkan karya ilmiah mereka, baik ISBN maupun ESBN memegang peranan penting. Pelajar maupun Mahasiswa di Indonesia yang ingin mempublikasikan karyanya seperti puisi, cerpen, novel, ataupun jurnal/artikel ilmiah memerlukan nomor pengidentifikasi yang sah agar karya mereka dapat diakui di lingkungan akademis. Kehadiran ESBN memberikan kesempatan lebih luas bagi mereka yang ingin mempublikasikan karya-karya ini, terutama ketika menghadapi keterbatasan akses ISBN di Indonesia. Buku-buku perkuliahan, artikel ilmiah, hingga buku referensi di perguruan tinggi juga bisa menggunakan ESBN untuk memperkuat posisinya di dunia akademik.

Dengan perkembangan teknologi dan literasi di era digital, solusi seperti ESBN menjadi semakin relevan. Sistem ini diharapkan dapat menjadi jalan keluar bagi masalah distribusi buku di Indonesia serta mendukung peningkatan literasi di kalangan masyarakat. Dengan demikian, tidak hanya penulis dan penerbit besar, tetapi juga penulis independen, mahasiswa, dan akademisi dapat terus menghasilkan karya-karya berkualitas tanpa terhalang oleh keterbatasan nomor ISBN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun