Mohon tunggu...
Parlin Nainggolan
Parlin Nainggolan Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Berbagi pengetahuan adalah hal yang memiliki kenikmatan tersendiri.

Selanjutnya

Tutup

Money

Predatory Pricing, Strategi Ampuh Mematikan Pesaing..

29 Juli 2010   10:50 Diperbarui: 4 April 2017   17:04 5427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bisnis adalah perang, hanya mereka yang pandai dan pintar dan mempunyai keberanian dalam melakukan bisnis akan menang. Setiap perusahaan melakukan berbagai strategi dan cara dalam menghadapi persaingan bisnisnya, agar mereka dapat bertahan dalam jangka waktu yang panjang.

Dalam menghadapi ketatnya kompetisi dalam bisnis ini, ada beberapa perusahaan melakukan predatory pricing dimana bermain dengan membuat harga secara cerdik dan licik, bahkan bisa dikatakan sangat jahat, sehingga dapat mematikan pesaing-pesaing lainnya. Predatory pricing adalah kekuatan luar biasa untuk mematikan sejumlah perusahaan, dimana perusahaan apapun dapat diaklukan apabila menggunakan strategi ini.

Adapun contoh dari predatory pricing saya berikan ilustrasi sebagai berikut:

·Pada saat saya menjalankan bisnis sebagai agen gas elpiji di Binjai Sumatera Utara, dimana pada wilayah tersebut memiliki 5 agen gas elpiji. Ada satu agen yang sebut saja agen “ A “ melakukan strategi ini dengan menjual gas elpiji kepada pengecer dengan harga yang sama dengan harga agen membeli gas elpiji ke Depot Pertamina. Dengan strategi itu, agen“ A “jelas tidak memperoleh keuntungan, karena menjual ke pengecer dengan harga yang sama dengan dia beli ( tebus ) keDepot Pertamina, sehingga pengecer dari agen “ A “ tersebut dapat menjual gas elpiji lebih murah kepada masyarakat. Strategi itu dia lakukan, untuk mematikan agen yang lain dengan menjual gas elpiji jelas lebih mahal sedikit kepada pengecer, sehingga pengecer juga akan menjual gas elpiji kepada masyarakat akan sedikit lebih mahal, karena ingin memperoleh keuntungan walaupun tidak besar. Hal ini dia berlakukan sampai dengan sekarang, sehingga ada beberapa agen bangkrut, karena tidak dapat bertahan menghadapi strategi licik dari agen “ A “ tersebut. Hal ini disebabkan dan didukung oleh tidak adanya teguran dari Pertamina atas agen “ A “ tersebut, agar bermain dengan aturan dan koridor bisnis yang baik.

·Ketika Wal Mart Hypermarket pada saat membuka gerainya di Indonesia, banyak perusahaan retail yang merasa was-was dan takut seperti Matahari, Giant, Carrefour, Golden Truly, Hari-Hari dan lain-lain. Wal Mart dapat menjual produknya dengan harga lebih murah dari pesaingnya. Hal ini disebabkan, Wal Mart memiliki perangkat teknologi computer dalam memonitor ketersediaan produk yang mereka jual, dimana jika terjadi titik persediaan produk minimum, maka Wal Mart akan cepat memesan kembali kepada para produsen ( Supplier ) dan dibayar dengan uang kas. Sehingga ini terjadi penghematan, terutama dalam hal biaya penyimpanan atau pergudangan. Dengan pembayaran kas kepada produsen ( supplier ), maka Wal Mart juga dapat diskon sehingga dapat menjual sedikit lebih murah kepada konsumen.

·Ada seseorang mempunyai usaha kerupuk kecil-kecilan sebut saja “ S “ dan menjual di desa “ L “ yang lebih kurang 2 jam lamanya perjalanan jika ditempuh dari pabriknya. Desa ini merupakan pasar yang paling besar dan dia kuasai dalam penjualan kerupuknya. Pada suatu hari ada kerupuk dari pabrik yang lain menjual dan menggeser pasar kerupuknya. Pendatang baru ini menjual kerupuk dengan harga yang sama, tetapi kerupuknya lebih besar dari kerupuk yang di jual “ S “. Untuk menghadapi pabrik saingan ini, maka “ S “ melakukan competitor monitoring untuk mengetahui data-data pesaingya, baik itu jumlah karyawan dan gajinya, jumlah dan wilayah konsumen, strategi penjualannya serta harga produk. Lalu “ S “ membuat kerupuk yang sama besarnya seperti di jual oleh pesaingya dan harga yang sama, serta dia berpesan kepada karyawannya pada saat mengantar pesanan kerupuk, dia membantu penjaga toko atau warung dalam penyusunan display kerupuk dan berusaha meletakkan kerupuknya dengan menutup kerupuk pesaingnya. Selain itu “ S “ juga berusaha merayu karyawan untuk pindah ke pabriknya, sehingga dia dapat mempekerjakan karyawan yang sudah mengetahui pasar saingannya dan memanfaatkan bekas karyawan pesaingnya untuk mengembangkan penjualannya dan mematikan pasar pesaingnya.

·Pada saat saya bekerja di suatu perusahaan pemasaran dan produksi sepatu keselamatan kerja ( safety shoes ), harga sepatu ditetapkan oleh Asosiasi Penjual Sepatu Safety dan harus di patuhi oleh semua perusahaan yang masuk dalam Asosiasi, untuk menjual produk tersebut dengan harga yang seragam. Waktu di forum mereka setuju, tetapi praktek di lapangan mereka masih menjual sepatu tersebut dengan harga di bawah harga yang ditetapkan oleh Asosiasi. Hal ini jelas melanggar aturan Asosiasi yang telah disepakati.

Itulah beberapa contoh predatory pricing yang dilakukan para pebisnis ada yang mematikan pesaing dengan cara yang kasar dan ada yang dengan cara halus.

Adapun untuk menjalankan strategi predatory pricing setiap perusahaan harus :

·Mempunyai modal yang besar, agar dapat membiayai kegiatan operasional bisnis selama menjalankan strategi ini.

·Harus siap menanggung resiko kerugian yang besar dan mungkin dalam jangka waktu yang lama, hingga semua pesaing keluar dari pasar persaingan dan tinggal dia sendiri yang masih bertahan dan berjalan dalam bisnis tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun