Mohon tunggu...
Medy P Sargo
Medy P Sargo Mohon Tunggu... Konsultan - Ketua Umum Forum Pengamat Kekayaan Intelektual (FORMATKI/FIPO)

Berkiprah di bidang layanan konsultasi hak kekayaan intelektual (Reg:1062-2020); gandrung di bidang musik (song creator/vocalist); tertarik pada persoalan hukum, politik, sosial budaya, iptek, dan kebangsaan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

2024 Bisa Jadi Bukan Impian

21 Juli 2022   08:43 Diperbarui: 21 Juli 2022   08:44 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Untuk menduga-duga apa yang akan mungkin bisa terjadi pada Pilpres 2024, saya tidak memerlukan data atau info dari lembaga intelejen suatu negara tertentu. Namun cukup membaca kecenderungan politik sebuah Negara Adi Daya (NAD) yang seringkali campur tangan terhadap urusan dalam negeri suatu negara yang menjadi target sapi perahan.

Sempat muncul dugaan bahwa NAD memiliki capres jagoannya di Indonesia. Dibilang jagoan bukan berarti benar-benar dapat diandalkan bagi Bangsa Indonesia, melainkan karena dapat diandalkan bagi memenuhi kepentingan bisnis NAD di Indonesia.

Seandainya benar maka itu adalah pertanda buruk bagi masa depan bangsa. Apalagi tanda-tanda keburukan itu ditunjukkan oleh munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang sedang mabuk kekuasaan khilafah. Kelompok ini entah sungguh-sungguh hendak menancapkan faham khilafah, ataukah hanya menggunakan sebagai isu politik identitas dalam rangka mengupayakan pemenangan bonekanya untuk berkuasa atas Negeri ini. Sementara di belakangnya ada kekuatan yang disuport NAD sambil mengusung kepentingan bisnis di Negeri ini.  Maka jadilah sebuah ancaman bagi keselamatan masa depan Bangsa. Masa depan anak cucu Bangsa ini akan semakin tergilas oleh bangsa lain. Hak-hak hidup di atas tanah sendiri akan dengan sendirinya semakin menipis dan tergilas,  jatuh menjadi bangsa kelas 3 yang melarat. Sekaligus negara kita ini akan jauh tertinggal oleh negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara yang dimanjakan NAD.

Suatu hari ketika misalnya KPU mengumumkan capres tertentu dinyatakan sebagai pemenang, yang kebetulan bukan jagoannya NAD, maka rakyat yang cinta NKRI damai jangan terburu-buru menyambut dengan penuh kegembiraan. Sebab yang akan terjadi kemudian bisa jadi adalah munculnya intervensi dari NAD yang menekan Pemerintah RI agar melakukan pilpres ulang karena dianggap terjadi kecurangan. Tentu saja berbagai data pendukung hasil rekayasa sudah disiapkan lengkap agar anggapan curang tersebut menjadi seakan-akan benar terjadi. Rakyat jejadian pun bergerak, dan rakyat yang bingung pun menjadi bingung sungguhan. Lalu dilangsungkanlah pilpres ulangan dengan segala persiapan yang telah dikondisikan agar boneka jagoannya keluar sebagai pemenang. Sejak itulah nanti terwujud Bangsa ini sebagai bangsa jajahan kembali oleh bangsa keturunan belahan barat.

Semoga rakyat dapat mencermati dan lebih siap mengantisipasi segala kemungkinan kejahatan pilpres. Tetapi kita lebih berharap semoga hal itu tidak akan pernah terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun