Hari ini (3/5), saya membaca dalam Merdeka.com bahwa Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, membeberkan peran serta Wapres Jusuf Kalla (JK) dalam pencalonan Anies Rasyid Baswedan (ARB). Hal ini Zulkifli sampaikan dalam pidatonya di hadapan anggota Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia (Bakomubin).
https://www.merdeka.com/politik/zulkifli-hasan-ungkap-intervensi-jk-dalam-pencalonan-anies-baswedan.html
merdeka-com-1-jpg-5909f8f0b99373e62914bda5.jpg
Jika apa yang disampaikan Zulkifli benar adanya, sangat disayangkan. Memang benar JK adalah politisi, karena bagaimanapun pernah menjadi Ketua Umum partai beringin. Tentu akar beringin masih melekat dalam dirinya. Tapi, kini ia telah menjadi wakil presiden. Ia kini tak lagi menjadi milik partai
politik seutuhnya, tapi sudah menjadi miliki seluruh rakyat Indoensia. Karena itu, menurut saya dalam pilkada manapun, sudah seharusnya JK mengambil posisi non blok. Ia tidak perlu terlibat langsung dalam proses pilkada seperti ini. Ia harusnya sibuk mengurus negara. Apalagi Pilkada
Jakarta punya suhu yang cukup panas, harusnya JK menjadi penyejuk bukan justru sibuk menyusun strategi memenangkan pilkada.
merdeka-3-com-5909f915947a61b6128b4567.jpg
Zulkifli juga mengatakan bahwa “meski terjadi dua koalisi antara enam partai tersebut, keenam partai memiliki tujuan yang sama, menginginkan Jakarta harus dijabat oleh gubernur baru atau dengan kata lain petahana Basuki Tjahaja Purnama harus kalah.” Jadi secara tidak langsung menurut saya JK juga memiliki pandangan yang sama, menyingkirkan
Ahok dari kursi gubernur Jakarta. Karena jika JK tak berpikir demikian, mengapa ia harus bersusah payah melobi Prabowo--yang merupakan rivalnya saat Pilpres 2014--untuk mencalonkan ARB di pilkada Jakarta.
Saya tak menuduh, tapi dengan memperhatikan apa yang disampaikan Zulkifli tersebut, rasanya saya sulit menepis anggapan kalau JK tidak ada di balik aksi Wiro Sableng 212 dan aksi-aksi lainnya yang berhubungan dengan upaya menumbangkan sang petahana (semoga tidak demikian), yang ternyata masih ada lanjutannya dalam aksi 505 pekan ini. Tentu untuk hal ini, waktu yang akan membuktikan.
Sekiranya Pak JK membaca tulisan ini, saya hanya ingin berpesan agar beliau menjadi wapres yang sesungguhnya dan menjadi negarawan sejati. Jangan biarkan Jokowi bekerja sendirian mengurus persoalan negara dan di saat yang sama Anda justru sibuk dengan agenda-agenda politik lainnya.
Semoga ini bukan pertanda pasangan JKW-JK sudah tak solid lagi. Kita akan buktikan di tahun 2019 nanti, apakah JK masih ikut dalam kereta tempat Jokowi menjadi masinis atau justru menjadi masinis di kereta yang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Politik Selengkapnya