Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faktor-faktor yang Memengaruhi Jalannya Sejarah (1): Gagasan dan Ideologi

19 Desember 2023   21:58 Diperbarui: 21 Desember 2023   21:50 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pexels.com/Alex Pere

            

           Filsuf kenamaan Jerman: Hegel menyatakan bahwa sejarah adalah perjalanan ROH sempurna untuk mencapai kepenuhannya. Hegel menyatakan bahwa sejarah digerakan oleh penyebab yang bersifat formal; yakni ide dan gagasan. Kiranya hal itu amat tepat jika seorang sejarahwan menelaah sejarah ide dan gagasan para pemikir besar.

            Manusia dapat membentuk masyarakat dan sejarahnya karena direkatkan oleh "gand narasi" yang sama seperti agama. Namun hal itu mengandaikan hal yang lebih umum sifatnya yakni peranan dari gagasan dan ideologi. 

            Kerajaan-kerajaan dan imperium-imperium pertama berdiri karena hendak menampilkan dan membela ideologi dan filsafat tertentu. Pada tahun 492 SM, kerajaan Persia menyerang Yunani karna mengharapakan negara itu tunduk kepada kaisar yang menyatakan dirinya sebagai dewa yang harus dipatuhi. Sementara itu Yunani memiliki alasan filosofis tersendiri dengan menyatakan bahwa mereka wajib mempertahankan diri bahkan jika mungkin menyerang balik dan menaklukkan Persia pada tahun 334 SM karena negara itu harus mengenal demokrasi dan kebebasan.

            Ide dan gagasan dari para pemikir, segera membentuk masyarakat. Para pemikir di bidang sosial dan politik sangat berperan penting dalam membentuk kerajaan, republik-republik bahkan kekaisaran-kekaisaran. Bahkan hal ini terlihat jelas Ketika negara modern Amerika Serikat didirikan. Kendati negara itu dibangun dengan bedil dan bayonet, semuanya itu dilakukan demi membela ide tentang kebebasan dan kemerdekaan.

            Sepanjang sejarah manusia, kita melihat perang-perang besar dan pertikaian berskala global terjadi karena terdapat pertentangan atau benturan antara dua atau lebih ideologi yang saling bertarung. Perang dunia II mempertemukan dua kekuatan besar yang berdiri di bawah bendera tiga ideologi berbeda. Kubu sekutu yang berideologi liberal dan komunis bertarung melawan kubu sentral yang berideologi fasis-militeristik. Kemenangan sekutu masih memberi peluang bagi kebangkitan sebuah perang baru lagi yang akan membenturkan liberalism dan komunisme.

             Seusai perang dunia II, para pemenang malah terlibat dalam perang baru yang disebut perang dingin. Liberal dan komunis memiliki pandangan yang sangat bertolak belakang mengenai pengaturan masyarakat dan ekonomi. Kubu liberal yang dipimpin oleh Amerika Serikat berpandangan bahwa negara ada untuk masing-masing individu, sementara kubu komunis menyatakan bahwa individu ada demi negara. Perang dingin terjadi selama kurang lebih 70 tahun, dengan hasil kekalahan telak Komunisme. Uni Soviet akhirnya terpecah ke dalam 15 negara. Hal ini menyebabkan paham liberal merasuk ke seluruh dunia

            Ide dan gagasan tidak hanya berbentuk ideologi dan paradigma politik. Ide dan gagasan juga memengaruhi dalam bentuk penemuan dan teknologi. Para pemikir di bidang teknik memunclkukan pememuan-penemuan yang segera mempermudah dan mengubah gaya hidup. Penemuan mesin cetak misalnya membuat ledakan informasi dan menimbulkan masyarakat yang terliterasi. Penemuan mobil dan pesawat memudahkan mobilitas dan transportasi. Penemuan tenaga listrik dan penerangan membuat manusia yang sebelumnya tidak bekerja di malam hari, kini memiliki akses aktifitas yang tak terbatas waktu. Penemuan kendaraan bermotor yang dapat mengangkut manusia secara masal mempercepat proses mobilisasi sosial dan persebaran kebudayaan. Semua ini telah mengubah biosfir dalam tataran waktu yang singkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun