Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah (7): Aristoteles Mendirikan Lyceum dan Menulis Buku-bukunya

20 Mei 2023   23:14 Diperbarui: 23 Juni 2023   07:40 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung perunggu Aristoteles (pixabay.com/Couleur)

Ketika Alexander meninggal pada tahun 323 SM, pecahlah pemberontakan di Athena terhadap Kekaisaran Makedonia. Aristoteles dicurigai dan dituduh memihak Makedonia, hanya karena ia bersahabat dengan Alexander. Dia tidak ingin membiarkan Athena mengulangi dosa mereka pada Socrates, dan meninggalkan Athena. Ia menjalani masa tuanya di Chalcidice, dan menghembuskan nafas terakhir pada 322 SM.

Pemikiran Aristoteles

Pemikiran Aristoteles sangat luas dan mendalam. Karya-karyanya mencakup berbagai disiplin ilmu, bahkan dia dikenal sebagai perintis beberapa disiplin ilmu sekarang ini. Untuk itu merinci semua pemikirannya sangat sulit untuk dilakukan. Di sini hanya akan dipaparkan secara umum beberapa pemikirannya.

Filsafat/Metafisika

Aristoteles mengembangkan mengenai silogisme yang menjadi dasar bagi ilmu logika. Logika merupakan instrument berpikir yang lurus dan tepat, yang membantu seseorang untuk berpikir secara objektif, terstruktur dan komprehensif.

Aristoteles juga mengembangkan teori mengenai substansi dan aksiden untuk memahami apa yang menjadi jati diri atau esensi dari sesuatu dan apa yang hanya merupakan pelengkapnya. Contohnya sebuah buku bacaan. Buku itu sendiri adalah substansi. Sedangkan warna dari buku itu dan "untuk dibaca" adalah aksidennya atau pelengkapnya.

Berdasarkan hal ini, ia mengembangkan teori mengenai hylemorfisme yang menyatakan bahwa substransi terdiri dari suatu kesatuan yang tak terpisahkan antara materia dan forma. Contohnya, Manusia adalah substansi, namun manusia bukan hanya terdiri dari jiwa saja tetapi merupakan kesatuan jiwa dan tubuh.

Sebagai metode untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, Aristoteles mengembangkan metode deduksi dan induksi. Terlebih khusus dalam metode induksi, Aristotles juga ikut berperan dalam mengembangkan empirisme yang kurang mendapat perhatian dari Plato. Metode induksi yang berbasis pada empirisme berakar dari pengalaman dan observasi.

Aristoteles juga membahas dan mengembangkan teori potensialitas dan aktualitas. Potensi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu dan aktualitas adalah potensialitas yang telah menjadi nyata. Contohnya seorang penyanyi memiliki potensialitas berupa bakat menyanyi. Tindakann atau kegiatannya dalam bernyanyi merupakan aktualitas dalam bernyanyi.

Berkaitan dengan itu, Aristotleles juga mengungkapkan mengenai teori gerak dan sebab akibat. Gerak terjadi dari "yang potensial" ke "yang aktual," segala gerak memiliki penggeraknya semula. Penggerak pertama dan utama disebut "Penggerak yang tak digerakkan."  "Penggerak yang tak digerakkan" ini, dalam konsep agama-agama disebut dan diimani sebagai Tuhan.

Politik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun