Mohon tunggu...
Paris Ohoiwirin
Paris Ohoiwirin Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menyelesaikan pendidikan terakhir di sekolah tinggi Filsafat Seminari Pineleng, Sulawesi Utara. Gemar membaca dan menulis tema-tema sastra, sejarah dan filosofis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peristiwa yang Menjadi Tonggak Sejarah (7): Aristoteles Mendirikan Lyceum dan Menulis Buku-bukunya

20 Mei 2023   23:14 Diperbarui: 23 Juni 2023   07:40 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung perunggu Aristoteles (pixabay.com/Couleur)

Setiap orang berpendidikan di zaman sekarang sangat mungkin atau bahkan sering mendengar teori dari tokoh dari zaman kuno ini: Aristoteles.

Nama orang ini terdengar ketika seseorang belajar ilmu Pendidikan politik dan hukum, ilmu sosial, bahkan ilmu fisika dan biologi.

Orang pun bertanya-tanya, siapakah orang hebat ini, yang seolah-olah mengetahui segala hal dan ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan?

Bagaimana kisah hidup pribadi agung ini dan apa saja pemikirannya? Bagaimana pula pengaruhnya dalam lintasan zaman peradaban manusia?

Aristotlels dan Riwayat hidupnya

Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Yunani (wilayah Makedonia tengah pada saat itu) tahun 384 SM. Ia berasal dari keluarga sederhana, ayahnya yang bernama Nicomacus, adalah seorang dokter pribadi Raja Makedonia Bernama Amyntas III.

Ayahnya meninggal ketika ia berusia 15 tahun, dan selanjutnya ia diasuh oleh pamannya. Dua tahun kemudian,  Sejak usia 17 tahun, Aristoteles memperlajari filsafat dari Plato di sekolah nyag didirikan Plato: Akademi. Aristoteles merupakan pembelajar yang berbakat dan dengan cepat menjadi murid yang menonjol, namun karena itulah ia sering bebeda pendapat dengan gurunya. Ia diangkat sebagai guru dan mengajar selama 20 tahun di akademi, namun ia kesal karena kemudian bukan dia yang dipilih sebagai kepala Akademi menggantikan Plato, padahal ia telah mengabdi begitu lama di sekolah itu.

Aristoteles kemudian meninggalkan Athena dan pergi ke Makedonia. Di sini ia menjadi guru bagi pangeran muda Alexander, yang kelak menjadi Raja Alexander III atau Alexander Agung. Alexander yang lebih suka dengan ilmu perang dan kegesitan bela diri, tidak terlalu tertarik pada pembelajaran Aristoteles, namun demikian ia mendukung gurunya. Ketika Aleksander menjelajahi Asia Barat, dia membiayai penelitian gurunya dan menyuruh pengawalnya mengumpulkan tumbuh-tumbuhan unik dan eksotis untuk dipelajari oleh Aristoteles.

Dengan bantuan Alexander, Aristoteles kembali ke Athena dan membuka akademinya sendiri di sana, yang disebut Lyceum. Di Lyceum inilah, Aristoteles menulis sebagian besar dari karyanya yang berisi pemikiran dari berbagai disiplin ilmu: mulai dari metafisika, fisika, biologi, politik dan lain sebagainya.

Walau demikian, hubungan Aristoteles dan Alexander pernah menjadi tegang, karena Aristoteles menolak cara memimpin Alexander yang cenderung tirani.
Ketegangan mereka kian memanas ketika Alexander menghukum mati sepupu Aristoteles dengan tuduhan pengkhianatan. Alexander bahkan sempat memiliki fikiran untuk membunuh Aristoteles juga, namun masih menahan diri karena jasa Aristoteles.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun