Dalam sejarah, tak ada imperium yang memiliki luas melebihi Imperium Britania. Pada tahun 1922, imperium Britania telah meliputi  wilayah seluas 33.000.700 km persegi atau melingkupi seperempat luas total bumi. Sementara itu pada tahun yang sama, Imperium Britania memiliki penduduk sebanyak 458 juta orang atau seperlima dari populasi dunia saat itu. Dari segi jumlah penduduk dan luas wilayah, imperium Britania (InggrisRaya) adalah imperium terbesar dalam sejarah,mengungguli imperium lainnya yang pernah ada seperti imperium Mongol ataupun imperium Spanyol.
Namun banyak orang akan terperangah ketika mengetahui keadaan sebenarnya dari negara penguasa tersebut. Inggris Raya (Negara Persatuan antara England, Wales, Skotlandia dan Irlandia Utara) yang dalam bahasa Indonesia sering disebut Inggris saja, hanyalah sebuah negara yang terletak pada kepulauan kecil di  sebelah Barat Eropa yang besarnya hampir sama dengan pulau Jawa. Ia terpisah secara gografis dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya oleh sebuah selat. Keadaan geografis yang demikian telah membuatnya jauh dari proses interaksi dengan masyarakat Eropa lainnya.Â
Kemajuan Inggris adalah reaksi atas kemalangan yang mereka alami
Selama beberapa-abad, tanah Inggris dijajah dan orang aslinya (bangsa Anglo dan Saxon) harus tunduk kepada kekuasaan orang-orang Prancis di bawah kekuasaan Wiliam sang penakluk. Bahkan dalam sejarah perdagangan maritim Eropa, Inggris pernah menjadi sebuah negara "protektorat" yang perlu dilindungi oleh negara Genoa (sekarang bagian dari Italia). Itu sebabnya Inggris  menggunakan bendera yang dipakai oleh Genoa (Red Cross) sampai saat ini.
Selain itu, negara-negara Eropa daratan kadang merasa lebih dekat dengan jantung peradaban Barat, dengan nenunjuk Roma sebagai Caput Mundi (hulu dunia, ibukota dunia). Anggapan seperti ini membuat Inggris yang jauh dari Roma itu dipandang hanya sebagai bangsa pinggiran yang berkebudayaan rendah. Bahkan pada peta "Map of Regina" yang dibuat di Munster tahun 1570, yang mengambarkan atau mendefinisikan benua Eropa, Inggris bersama Skandinavia dianggap tidak layak dimasukkan ke dalam "Eropa." Artinya, Inggris pernah tak dianggap dan dipandang dengan sebelah mata oleh bangsa Eropa lainnya.
Yang lebih menyedihkan, kepulauan Britania Raya (Great Britain) ternyata merupakan kepulauan yang miskin sumber daya alam. Dari semua negara di Eropa, Inggris yang menghuni pulau Britania Raya termasuk negara yang paling miskin sumber daya alamnya. Cuaca dan iklimnya pun tak begitu nyaman dan menguntungkan. Hampir sepanjang hari, negeri ini ditutupi oleh awan gelap. Awan kelam yang meliputi negeri ini telah membuat sebagian orang menyebutnya dengan sebutan negeri hantu. Hal ini bertambah ekstrem jika musim dingin tiba. Â Kepulauan Britania Raya pada musim dingin dapat menjadi pulau yang mematikan, karena salju yang turun cukup deras.
Keadaan cuaca yang tak mendukung juga membuat pulau tersebut menjadi sarang  bagi berbagai penyakit yang tak menyehatkan dan tak menguntungkan. Ketika wabah pes melanda Eropa, Inggris adalah salah satu negara yang memiliki korban terbesar. Hanya keajaibanlah yang menyelamatkan mereka dari wabah besar itu dengan adanya kebakaran besar di kota London tahun 1666.
Melihat semua kenyataan itu, orang akan terkagum-kagum bahwa negeri yang sebenarnya penuh susah dan derita serta terpinggirkan itu malah menjadi negeri penguasayang memiliki jajahan paling luas, melebihi negeri Eropalainnya. Itu sebabnya bahasanya digunakan sebagai bahasa internasional sampai saat ini.Â
Tidak hanya itu, sejarah telah mencatat bahwa negeri ini bersama Amerika, Jeman dan Prancis adalah satu diantara negara-negara yang menyumbangkan paling banyak penemu dari berbagai bidang. Inggris juga merupakan tempat bagi tumbuhnya berbagai peristiwa penting dalam hal inovasi, seperti revolusi industri yang telah merubah dunia untuk selamanya.
Rupanya kondisi Inggris yang super sulit telah membentuk orang-orangnya menjadi pribadi yang kreatif dan inovatif. Bangsa Inggris  telah menghadapai tantangan-tantangan tersebut dengan startegi yang mumpuni. Oleh karena musim dingin yang ekstrem,mereka telah hidup terjadwal serta memiliki perkiraan tentang waktu menuai dan menyimpan hasil panen. Mereka juga membentuk dan menciptakan gudang-gudang penyimpanan makanan. Hal ini disebut sebagai manajemen dan efektifitas waktu dalam bekerja, yang merupakan cikal bakal bagi penerapan jadwal kerja pada perusahaan produktif modern.Â