Langit di sini sedang mendung. Tidak ada awan yang mengintip di sela-sela
badai itu, yang ada hanyalah lembaran-lembaran kertas usang termakan waktu.
Kau menatap teduh dari balik kejauhan dan kata, melukiskan lembar-perlembar
kalimat yang akhirnya akan bernasib sama; bagai kertas-kertas kuning di sana.
.
Sedangkan aku masih terus mengenang dengan tangis yang tak kunjung reda. Berharap tak berakhir di sini; pada halaman terakhirmu.
Langit masih mendung dan aku tetap menanti.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI