SADLY
 Tahun ini, Kakek Sadli tak ikut upacara peringatan kemerdekaan negeri yang beliau perjuangkan ketika masih remaja meski upacara itu dihadiri langsung oleh presiden Joko Widodo. Beliau memilih untuk tidak datang bukan karena tidak mau menghormati kedatangan Presiden, Bukan pula karena jauhnya jarak antara Tugu Pahlawan dan Wonokromo jika ditempuh dengan becak reotnya. Pagi ini juga beliau hanya berkaos oblong, tak berseragam Veteran seperti seharusnya. Beliau memarkir becak reotnya di halaman depan Polsek Wonokromo lalu menunggu dengan sabar para polisi yang sedang melakukan upacara bendera dalam rangka memperingati hari pahlawan.
"Ada yang bisa dibantu kek?" tanya polisi piket yang menghampirinya.
"Saya mau melapor, cucu saya sudah dua hari hilang."
"Berapa umur cucu kakek?"
"Baru tujuh tahun"
"Baiklah kalu begitu silahkan masuk. Sebentar lagi upacara selesai." Dengan diantar polisi yang bernama Maher kakek sadli memasuki kantor polisi. Setelah upacara selesai beliau segera dilayani pengaduannya. Beliau menunjukkan foto cucunya yang bernama Reno pada polisi untuk segera dimasukkan dalam daftar orang hilang.
Suara mesin ketik memenuhi ruang pengaduan itu. Semua keterangan kakek sadli sudah tertuang dalam berkas laporan orang hilang.
"Jadi cucu anda terakhir berpamitan ke rumah temannya setelah isya? Sudah anda tanyakan pada teman-temannya?"
"Iya pak, keesokan harinya saya bertanya pada teman-teman sekolahnya namun mereka menjawab tidak tahu, malam sebelumnya hingga jam dua belas malam, saya keliling sampai kampung sebelah tapi tetap tidak ada yang melihat cucu saya."
"Kemana cucu anda bermain atau keluar sehari-hari? Coba jelaskan kebiasan cucu anda, kemana saja dia sehari-harinya?" tanya Iptu Mulyono.