Mohon tunggu...
Funk_ane
Funk_ane Mohon Tunggu... Administrasi - penyendiri

Diam di sudut ruangan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hubungan Sebatas Kata "Cinta Pertama"

20 November 2018   10:58 Diperbarui: 20 November 2018   11:33 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerasnya kehidupan membuatku harus menjadi orang yang egois, Aku gila.... sangat gila. Aku tidak pernah mau repot memikirkan orang lain apalagi jika bisa membuat ku merasa sedih. Aku ingin selalu bahagia apapun yang terjadi, itulah keputusanku dalam menjalani hidup ini. Tak pernah akan ku lakukan sesuatu yang bisa memberatkan hatiku. Persetan dengan semua hal menyedihkan di dunia ini...

 Panggil saja aku Nayla, sekarang umurku masih 16 tahun. Masih di bangku SMA. orang-orang terbiasa melihatku dengan penuh tawa dan kedamaian, namun kenyataannya Aku jauh dari apa yang orag lain pikirkan. Apa yang mereka lihat tentangku membuat mereka orang-orang yang mengealku ataupun orang yang baru tau tentangku ingin terus ada di sekitar Ku. Tak jarang mereka yang cowok ingin menjadikan ku sbagai pacar, dan tak henti-hentinya nya mengejar ku, namun terjerat oleh sebuah hubungan bukanlah diriku yang aku inginkan. Aku tidak menyukai sebuah ikatan... apalagi ikatan yang akan membuatku harus mengikuti hukum-hukumnya yang murahan. tapi aku akan menerima sipapun menjadi temanku, tanpa sarat atau apapun.

Berbagai alasan Aku katakan untuk menjauh dari beberapa cowok. teman sekolah maupun teman lingkungan, namun tidak mempan begitu saja. mereka tidak peduli saat ku katakan belum ingin pacaran.

Sebenarnya aku sudah mencoba dekat dengan beberapa cowok tahun lalu, namun kenyataan yang hanya membuatku kerepotan membuatku tidak ingin mengulang cerita yang sama lagi, cowok yang mengikuti ku kenanasaja aku pergi, menelpon berulang kali, membeli barang2 lebay.  Atau menjaga gerbang rumah ku berjam jam hingga aku menjadi gosip di lingkunganku. Aku membenci semuanya... apalagi pada cowok yang mengaku sungguh sungguh menyukaiku benar benar membuatku kerepotan dan tidak bisa bernapas.

Sosok Pannji pun masuk dalam kehidupanku. Aku sudah mengenalnya sejak lama walau hanya sekedar tau namanya dan daerah tempat dia tinggal. Dia sering menjadi pembicaraan orang di lingkungan sekolah ku, karna memiliki paras yang tampan bak opa opa dalam drama Korea. Jadi akan lebih aneh jika orang tidak tau tentangnya apalagi mantan pacarnya bertebaran disana sini.

Suatu hari sekitar jam 5 sore, aku terbangun dari tidur siangku yang panjang, aku keluar dari kamar tidur dengan rambut berantakan, menggunakan baju kaos kebesaran dan sepotong celana yang cukup pendek.

Aku berniat mencari segelas air putih di dapur, namun aku tersentak ketika seseorang berkata "bisa pinjam pisaunya dek..?". Dua orang peria dewasa sedang memperbaiki Tv di ruang keluarga rumahku. Aku mengenal mereka berdua yang tak lain adalah pak Jay tukang yang biasa memperbaiki Tv di lingkungan tempat ku tinggal dan Panji.

Aku sangat terkejut dan tentu saja malu, tapi tidak ku tampakkan di depan mereka. Aku bersikap sewajarnya walau merasa sangat tidak nyaman dengan penampilanku. Kuambilkan mereka pisau dari dapur dan berniat masuk kembali namun pak Jay, kembali menanyakan beberapahal yang membuatku harus tetap diam.

Kira-kira 30 menit Tv ku selsai di perbaiki dan kembali normal. Pak Jay bilang ibu ku keluar rumah tidak lama setelah pak Jay sampai, namun belum juga kembali. aku memberikan pak Jay No hpku agar bisa mengompirmasi beberapa alat yang harus di bayar pada ibu.

Begitu saja awal kita bertemu, aku dan panji bahkan tidak mengucapkan sepatah kata waktu itu, hanya sesekali saling lihat...

Seiring berjalannya waktu, setelah menelpon ku beberapa kali dan kita pun kertemuan. Dan akhirnya pacaran...

Panji yang terkenal tampan dan tajir yang tidak ada satupun wanita akan sanggup untuk menolaknya, dan tidak ada peria lain yang berani menyainginya dalam sebuah percintaan, dia menjadi pacarku sekarang dan ini kenyataan bukan mimpi.

Aku mau jadi pacarnya bukan karena tampan atau rupanya melainkan panji adalah dirinya, dirinya yang hidup sesuai dengan yang dia suka. Melakukan apapun tanpa harus memikirkan banyak hal. Karna aku juga sama seperti dia aku masih ingin menikmati kegilaanku masih tidak ingin peduli pada orang lain bahkan pada keluarga ku sekalipun, aku adalah pembenci sebuah ikatan kecuali ikatan pertemanan.

Setelah kabar kami pacaran beredar, yahh benar saja tidak ada peria yang berani merayuku. Malah di pikiran mereka para cowok aku berubah menjadi orang yang nakal...dan itulah yang aku harapkan.

Tentu saja semua teman cewek di sekolah ku merasa iri setelah tau aku pacaran. Termasuk Lia teman sebangku ku teman yang selalu rela Aku cubit cubit tangannya agar tidak merasa bosan di dalam kelas.

Dan teman yang biasa berkumpul dengan ku saat pulang sekolah Anez, Ninik, Hani... ataupun teman yang sering berpergian dengan ku Dewi, Wiwin.

Kecuali Yuni dan Emo teman curhatku, dia menyuruh ku untuk lebih hati hati dalam menghadapi panji.

Alasan terkuat yang aku miliki adalah Aku menyukai hidupku saat ini, hidup yang tidak berjadwal, hidup tampa ada ikatan yang menyusahkan, aku masih menyukainya dan masih tetap ingin seperti ini. Setidaknya sampai aku tamat SMA Aku mau melewati semuanya sesuai kemauanku.

Yahhh tentu saja, kehidupan Panji yang bebas tidak boleh di anggap reneh. bisa bisa mumbuat diri sendiri terjerumus dalam hal yang tidak diinginkan bagaimana tidak dia peria manis namun setengah pereman di lingkungannya. Dalam hubungan kami aku hanya meminta tiga hal,

Pertama, bagaimanapun buruknya Panji harus menjaga sikap di depan orang-orang yang aku sayangi dan hormati.

Kedua, terserah dia mau berhubungan dengan sipa saja, yang jelas bukan sahabat dekat atau keluargaku.

Ketiga, jika kedua kesepakatan dilanggar maka walau tanpa di katakan hubungan kita berakhir.

Aku sadar dengan siapa aku berhadapan, peria yang sudah ahli dalam urusan wanita, sorang play boy yang terbiasa menyakiti para cewek dengan kemanisanya bukan hanya itu mabuk-mabukan, hura-hura dan bertengkar adalah hobinya yang masih rutin di lakukan. Panji pacaran dengan ku bukan karena menyukaiku namun agar bisa menyombong diri pada orang-orang kalau dia bahkan bisa pacaran dengan Orang yang baru sehari dia kenal. Dia bisa memacari gadis yang baru saja mulai tumbuh,

Tidak munkin ada cinta di antara Aku dan Panji, karena hubungan yang kita mulai hanya untuk mendapatkan keuntungan masing-masing.

Hari berlalu begitu saja semua berjalan dengan baik. Aku masih sibuk dengan diriku sendiri dengan kepuasan yang aku harapkan, menghabiskan waktu ke berbagai tempat yang indah bersama teman-temanku. Mencoba ini dan itu... aku menikmati masa SMA ku tanpa melewatkan satupun. Karena aku punya banyak sahabat yang akan terus mengisi waktu ku.

Pacaran tapi tidak seperti orang pacaran pada umumnya, kami tidak sering berbagi kabar, tidak saling peduli. Aku tidak pernah menghubungi Panji bahkan walaupun dia menghilang tanpa kabar sampai dua minggu. Tak terasa sudah dua bulan berlalu.

Panji mulai merasa ada yang aneh, dan penasaran dengan sikapku dia mulai lebih sering datang berkunjung yang semula kita ketemuan sekali dalam sepekan menjadi tiga kali, yang semula menelponku sekali dalam tiga hari sekarang selalu menghubungiku setiap hari sepulang sekolah dan sebelum tidur.

Aku melalui waktu bersama Panji seperti anak kecil kami bermain seperti anak yang berusia 5 tahun. Jadi jika kita bersama kami selalu penuh dengan canda tawa kadang kami bermain ABC, menyanyikan lagu anak, berbagi kisah lucu yang pernah kami lewati. Dan sebagainya.

Sampai kami menjadi semakin dekat, menjadi teman curhat, ntah mengapa Panji mempercayakan ku menampung berbagi macam cerita kehidupannya yang ternyata cukup mengerikan. Di awali dengan perpisahan orang tuanya ketika dia menginjak usia 10 tahun hingga kehadiran sosok ibu tiri yang tidak pernah terbayangkan. Yang perlahan merusak dirinya.

Panji hanya lulusan SD, karena putus sekolah di tahun keduanya SMP. Dan semenjak itu dia bergaul dengan pemuda pemuda nakal yang membawanya ikut terjerat ke dalamnya. Hidup orak-orakan, gonta ganti pacar adalah caranya bertahan untuk tetap bisa menikmati hidupnya.

Sekarang dia hanya memiliki sebuah penyesalan dan terus mencari cara agar tetap bisa menjalani hidup seperti orang lain. Panji mulai sakit sakitan karena telalu banyak minum alkohol dan barang terlarang lainnya di kehidupannya dulu.

Tentu saja dia sudah banyak melewati banyak hal, di saat aku baru menginjak usia 16 dia sudah berusia 27 tahun, benar kita punya jarak usia yang cukup jauh... namun karena ketampanannya jarak itu tertutupi karena dia bahkan lebih manis dari pada aku.

Selama ini Aku juga merasa berada di sudut tergelap di bagian Dunia ini.  Merasa tersisihkan dari orang-orang yang aku sayangi. Banyak hal tidak aku sukai tapi terus aku lakukan, aku adalah salah satu anak yang tidak di pedulikan orang tuanya, salah satu anak yang terus menyaksikan pertengkaran orang tuanya, dan salah satu anak yang kadang tidak berharap di lahirkan.

Aku memiliki keluarga yang lengkap namun berantakan, sampai kadang Aku berpikir keluarga itu adalah mimpi buruk dalam hidupku. Aku memiliki 2 kakak dan 3 adik dan orang tua yang sibuk sendiri. 

1 kaka perempuanku sudah menikah dalam kehidupan yang tidak jauh berantakan, 1 lagi kakak laki laki ku menghilang dan hidup bebas. Dan 3 adikku yang paling menyayangkan mereka yang kadang harus tinggal di rumah Nenek berhari hari agar bisa di perhatikan.

Namun setelah mengetahui semua hal tentang Panji, membuatku berpikir tentang kata sukur...! Aku masih baik baik saja dan masih punya banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Aku tidak perlu merusak diri untuk mengalihkan perasaanku. Walau bagaimanapun aku sangat mencintai keluargaku bahkan melebihi diriku sendiri.

Aku tidak ingin adik adikku yang belum mengerti tentang apapun akan merasakan perasaan yang aku rasakan selama ini.

Aku mulai melakukan banyak hal agar keluarga kami lebih sering berkumpul, mulai dari makan bersama bermain bersama,

Dan hubungan ku bersama Panji pun semakin dekat kami mulai saling merindukan, saling menghawatirkan, dan semakin banyak menghabiskan waktu bersama.

Tanpa Aku sadari, Aku jatuh cinta pada Panji, setahun lebih sudah kami bersama, Aku sudah berada di dalam lubang yang aku buat sendiri. aku ingin selalu melihatnya, bersamanya setiap waktu. Namun walau begitu aku masih tetap sama, Aku masih lebih peduli pada diriku sendiri.

Karena sadar dengan perasaan yang aku rasakan, perasaan nyaman yang semakin hari membuatku betah. Perasaan cinta yang semakin kuat. akupun mulai menghindari panji, dari awal aku tidak pernah berniat menyukai Dia, hubungan kita hanya sebatas kata dan harus tetap seperti itu.

Aku sudah di akhir tahun masa SMA ku, dan sudah waktunya aku menyudahi hubungan dengan Panji  karena aku tidak berniat melanjutkan sekolah, dan tidak berniat nikah muda apalagi bersama peria seperti panji. Walau aku sadar sudah lama waktu dan hatinya hanya untukku. Dia sungguh mencintaiku bahkan lebih dari apa yang aku pikirkan.

Dia bahkan berubah banyak, Panji mulai mencari pekerjaan, mandiri dan meninggalkan sepenuhnya hal hal buruk yang dulu sering ia lakukan.

Aku akui aku mencintainya juga, tapi tidak berharap sedikitpun memilikinya. itu hal bodoh yang membuat diriku sendiri pusing saat memikirkannya.

Panji jauh lebih tua dari ku, dia mudah sakit, manja,masih bergantung pada orang tua dan jika membicarakan hidup dengannya aku selalu berpikir dia akan cepat meninggalkan ku (mati duluan).

Hingga aku begitu egois, ku putuskan untuk menyudahi hubungan secara sepihak, karna Panji tidak ingin melepasku. Aku terus menghindar mencari alasan, mengganti no hp dan terus menjauh hingga tidak ada lagi kabar di antara kita.

Dan berakhir sudah...!

Kita benar-benar selesai.

Aku akui, Bohong jika ku katakan Aku baik baik saja, bohong jika ku katakan tidak menyesal. Dia adalah cowok pertama dalam hidup ku, Panji mengajariku Cinta dan banyakhal, Namun inilah pilihan hidupku...

 Aku ingin memperbaiki keluarga ku dulu lalu memikirkan untuk membangun keluarga. Dan sekaranglah saatnya menjadi anak yang baik dan memilih membantu orang tuaku menjalankan usahanya. Aku hanya bisa mengatakan permintaan Maafku  dan rasa terimakasihku pada Panji atas semunya dalam hati ku.  Aku tidak akan pernah melupakannya...

sekian...!!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun