Mohon tunggu...
Parhorasan Situmorang
Parhorasan Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Petualang waktu yang selalu memberi waktunya untuk menginspirasi generasi muda.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ikan-ikan Hiu" di Bawah Lampu Petromaks Romo Mangun

14 Februari 2017   08:05 Diperbarui: 14 Februari 2017   09:09 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Romo Mangunwijaya seorang penulis novel hebat Indonesia (Foto: dok. pribadi)

Romo Mangun tinggal di situ, sendirian. Dia tidak dikurung kesunyian. Dirinya menyukai tempat dekat air seperti itu, teduh dan berada di antara warga, bukan di gedung berdinding tembok tertutup. Dari jendela jungkat kadang Romo Mangun melempar pandang menyeruput permukaan air Kali Code mengalir teduh. Aliran itu lalu terjatuh ketika tiba di sebuah air terjun dangkal di dekat situ, sayup-sayup mengirimkan musik gemericik sejauh masa ke telinga.

Waktu pun mengalir apa adanya, berselang 2 bulan, buku Sastra dan Religiositas naik cetak, dan beredar. Tahun 1982 juga buku ini mendapatkan penghargaan pemenang hadiah pertama dari Dewan Kesenian Jakarta untuk kategori esai.

Lalu, pada tahun 1983, sesudah 4 tahun proses penulisannya, buku Ikan-IkanHiu, Ido, Homa mulai memasuki rak-rak toko buku di seantero nusantara. Memasuki hati, memasuki pikiran para pembaca yang menyambut antusias ceria gembira riang tiada terkira.

*

Puluhan tahun berlalu, kini zaman digital sangat canggih di bawah sang lampu neon bersinar terang benderang di temani kopi dan camilan, seharusnya generasi Y dan Z bisa berduyun-duyun melampaui atau setidaknya menyamai novel yang ditulis di bawah sinar lampu petromaks di bawah jembatan.

Bukan asyik memboroskan waktu mengetik hoax, berita mengada-ada, dan sepupu-sepupunya. Memboroskan uang. Cuma menjadi konsumen. Bukan terlena me-latte factor-kan diri, ketagihan ber-sosmed ria, bercengkerama, berleha-leha, berhela-hela, berhelo-helo, berhola-hola, tanpa sadar menjadikan teknologi sebagai berhala. ***

Romo Mangunwijaya seorang penulis novel hebat Indonesia (Foto: dok. pribadi)
Romo Mangunwijaya seorang penulis novel hebat Indonesia (Foto: dok. pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun