Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Terhadap Perubahan Iklim

25 Juli 2024   17:31 Diperbarui: 25 Juli 2024   17:35 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Perang melawan perubahan iklim membawa umat manusia untuk melawan pemanasan global yang sudah menjadi ancaman nyata dan jauh lebih berbahaya dari ancaman terorisme dalam pertempuran yang terjadi, pemanasan global sudah dan sedang merenggut nyawa ratusan ribu orang biasa, anak-anak, wanita, dan orang tua (manula) hampir di setiap benua.

Perubahan iklim telah membawa kita ke dalam era di mana perang dan konflik mewabah, meluas, kepunahan spesies mendekati proporsi bencana dan kelangkaan nyata, dan sebagian wilayah dari suatu negara akan hilang ditelan gelombang besar, muncul dan meluasnya gurun pasir akibat pemanasan dunia yang cepat. Kabar buruknya adalah  konon dunia mungkin hanya mempunyai satu atau dua generasi saja yang bisa selamat.

Kita semua secara naluriah sudah mengetahui bahwa iklim sedang berubah, dari kecil memperhatikan hal-hal seperti pola-pola yang tidak sesuai musim tumbuhnya bunga tanaman, turunnya salju yang terasa bergeser, dan munculnya kekuatan yang lebih besar dari angin dan hujan. Dengan pengetahuan ini sebenarnya kita sudah harus merasa takut akan bahaya perubahan iklim akibat pemanasan global ini.

Jauh di lubuk hati, di saat-saat tenang, kita bertanya kepada diri kita sendiri sebuah pertanyaan yang satu atau dua tahun yang lalu tidak terpikirkan, yaitu antara lain:

Apa yang harus saya lakukan bila lampu/listrik padam?

Apakah rumah akan kebanjiran di beberapa tahun kedepan?

Akankah rumah saya menjadi sangat panas pada musim panas ini, sehingga saya tidak dapat tinggal nyaman di dalamnya?

Berapa lama saya bisa bertahan di gedung ini tanpa AC?

Kita mestinya harus memiliki rencana dan kekuatan aksi untuk bertindak tepat waktu guna mencegah dampak terburuk dari pemansana global. Disamping kita harus bertindak cepat, kita juga harus bertindak bersama. Tindakan hanya akan efektif jika kita semua bertindak bersama karena masing-masing dari kita terlibat dalam nasib seluruh umat manusia melalui udara yang kita hirup, dan iklim yang kita tempati.

Gas yang kita keluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil akan mengubah iklim. Setiap anak sekolah harus belajar, harus memahami, bagaimana gas-gas ini sedang menumpuk di atmosfer untuk membentuk lapisan padat yang memungkinkan terjadinya radiasi matahari ke atmosfer bumi, dan ketika lapisan ini semakin padat, dia mencegah panas memancar kembali ke luar angkasa, sehingga bumi tambah panas dan mengubah iklim kita. Bukti perubahan iklim semakin mengkhawatirkan pertahunnya. Musim panas yang sangat panas pada tahun-tahun akhir ini memperingatkan kita bahwa laju pemanasan global lebih cepat kenaikannya dari yang diperkirakan dalam skenario para ahli.

Namun alih-alih bertindak untuk mengurangi emisi, banyak orang yang tampaknya bermaksud baik dan berpengetahuan luas justru bertindak dengan sengaja untuk memperburuk situasi melalui tindakan 'penolakan' dalam mengurangi emisi gas rumah kaca tersebut, misalnya, dengan mengatasnamakan kebutuhan hidup, merubah lingkungan alam menjadi lingkungan binaan. Banyaknya bangunan, bertanggung jawab atas peningkatan lebih dari setengah semua emisi perubahan iklim, namun dari tahun ke tahun, bangunan 'modern' bukan dibuat untuk ramah lingkungan, justru menjadi semakin boros energi dan merusak masa depan semua anak-anak kita. Perubahan iklim sangat menyakiti cucu-cucu 'kita'.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun