Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Selasa, 2 Juli 2024

2 Juli 2024   09:15 Diperbarui: 2 Juli 2024   09:17 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Hari Selasa, 2 Juli 2024

Kemarin saya mengunjungi teman yang sedang mendapat ganjaran sakit, anehnya, teman saya ini lebih senang berobat pada orang-orang alim, semacam kyai atau ustadz, bukan kepada dokter, meskipun dia tidak menampik keahlian dokter sebagai penyembuh penyakit.

Dalam hidup ini memang manusia punya banyak pilihan untuk dirinya sendiri, mau melakukan A atau B adalah hak masing -- masing sesuai dengan keyakinannya, misalnya saya lebih senang pergi ke dokter apabila saya merasa badan ini sedang sakit, meskipun hanya sekedar sakit flu, pilek, atau batuk, meski saya tidak menampik ketika istri saya berusaha untuk "ngeroki" badan saya agar terasa hangat, saya tetap minum obat yang diberikan oleh dokter

Dalam kunjungan saya itu, terjadilah dialog antara saya dengan teman saya yang sakit, dia bilang bahwa seorang dokter menjadi ahli pengobatan karena dia bisa berkonsetrasi untuk memahami jenis penyakit tertentu karena dia sudah terlatih di bidang itu melalui pendidikan, dan dia menekuni keahliannya tersebut secara menerus, maka jadilah dia seorang ahli di bidangnya

Jadi sebenarnya yang bicara dalam diri seorang dokter itu adalah otak dia, dimana otak itu digerakkan oleh hati, hati digerakkan oleh mata dan indra perasa yang dia miliki, lalu otaknya bekerja, menganalisis, dan menyimpulkan bahwa si pasien mengalami sakit begini, dan kemudian otaknya menyarankan untuk memberikan obat yang baik agar pasien itu bisa sembuh dari sakitnya

Dia melanjutkan, meski sebenarnya saya tidak menyangkal apa yang dia sampaikan, tetapi saya tahu kekhawatiran dia akan langkah pilihannya untuk tidak ke dokter, kemungkinan dugaan saya, pastilah banyak orang yang menyarankan dia atau paling tidak menanyakan, kenapa kamu tidak pergi ke dokter?, maka teman saya ini secara panjang lebar menjelaskan pilihannya dalam mencari kesembuhan, agar saya tidak perlu bilang " kenapa kamu tidak ke dokter..?"

Terus terang saya cuman menduga -- duga saja pikiran teman saya ini, lalu saya sampaikan ke teman saya bahwa orang alim itu hatinya pasti bersih, kenapa ? Karena orang alim pasti beriman, orang beriman pasti dekat dengan Alloh, orang yang dekat dengan Alloh adalah orang -- orang yang bertaqwa

Kemudian lewat HP saya yang ada aplikasi Qur'an Digital, saya bacakan sebuah ayat Qur'an dalam surat surat Al Anfal ayat 29, Alloh berfirman bahwa:

"Wahai orang -- orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Alloh SWT, niscaya Dia akan memberikan kepadamu ketajaman penglihatan"

Melalui ayat di atas, secara tegas dan jelas menyatakan bahwa ada hubungan langsung antara ketaqwaan dengan ketajaman penglihatan (dalam hal ini adalah penglihatan bathin)

Sehingga untuk memberikan kepuasan akan konsep dan keyakinan teman saya yang tidak mau ke dokter, saya katakan bahwa, seorang kyai atau ustadz yang alim, pasti diberikan kejernihan akal sehingga memiliki ketajaman penglihatan bathin untuk berbuat sesuatu, termasuk dalam hal masalah kesehatan

Akhirnya saya lihat ada secercah senyuman di wajah teman saya, senang saya melihatnya, semoga lekas sembuh temanku

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun