Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Diary

Hari Rabo, Tanggal 5 Juni 2024

5 Juni 2024   16:02 Diperbarui: 5 Juni 2024   16:22 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

HARI RABO, 5 JUNI 2024

Sudah saya ceritakan di buku harian saya tempo hari, bahwa setiap hari Rabo dan Sabtu, saya ada kegiatan rutin berupa olahraga ringan Jalan Nordik di Lapangan Merbau Perumnas Banyumanik Semarang. Teman olahraga saya mayoritas sudah tua-tua, 60 tahun ke atas. Tadi pagi saya melakukan olahraga ringan ini, yaitu jalan nordik keliling lapangan sepakbola di Merbau Semarang.

Dalam perjalanan saya mengelilingi lapangan, saya berjalan dengan orang lain yang sudah nampak lebih tua dari saya, tapi berjalannya masih sigap, beliau bukan group saya, berjalan tanpa tongkat nordik, beliau tampak sehat. Ketika saya tanya berapa usianya, beliau menjawab sudah 79 tahun, saya sendiri baru 69 tahun, tentu saja saya mengucapkan kata-kata pujian kepada bapak tersebut.., "panjenengan hebat, 10 tahun di atas saya tapi tampak lebih segar, lebih sehat, dan tampak lebih muda dari usia bapak yang sebenarnya. Kemudian kami terlibat dalam pembicaraan tentang hidup sambil berjalan pelan-pelan, artinya melangkahnya tidak tergesa-gesa, ritmik gerak kaki terukur dengan langkah yang berirama secara mantab.

Beliau bercerita bahwa jalan kaki itu olahraga ringan yang menyehatkan dan menyenangkan, "hidup itu harus dibuat senang, jangan mengumbar masalah, jaman sekarang ini banyak orang yang senang kalau bisa menciptakan suatu masalah, lalu dia akan banyak bicara seolah-olah tahu segalanya untuk menyelesaikan masalah itu, padahal masalah yang dia bicarakan, yang dia lontarkan itu belum tentu ada...", hehehe agak kepo saya, gak begitu paham dengan maksudnya..., bapak itu meneruskan ceritanya, "sekarang banyak orang yang pandai nyalah-nyalahin pejabat, bahkan presiden, padahal kalau dia ikut kontestasi pilpres, belum tentu dia terpilih, tapi sudah seolah-olah lebih pandai, lebih mumpuni dari mereka yang sedang menjabat..", ohh baru tahu saya arah bicaranya.

Beliau melanjutkan ceritanya, "kalau bisa, orang hidup itu jangan mengumbar kebencian, tapi tebarkan kebahagiaan supaya hatinya tenang, jangan ngulik-ulik kekurangan orang lain, kita kan tahu yang paling sempurna hanyalah Tuhan, tidak ada manusia yang sempurna, walau ada jeleknya, yang namanya manusia pasti ada baiknya juga, nah hati kita akan tenteram, tenang, damai apabila kita bisa melihat dan mencontoh kebaikan orang lain, bukan ngulik-ulik keburukan dan kekurangan orang lain saja, seolah-olah hanya kitalah yang paling baik, paling benar, paling pintar...", betul juga nasehat bapak ini, sering dalam hidup kita itu kan suka sekali melihat kekurangan orang lain, seharusnya, menurut bapak ini, kekurangan mereka itu gak usah di ingat-ingat, kita lihat dari sisi baiknya saja.., semoga saya bisa memperbaiki perilaku saya sesuai nasehat bapak tersebut.

Setelah berpisah, saya jadi ingat bahwa saya pernah melihat video ceramahnya Gus Baha yang menceritakan tentang Nabi Ibrahim, Gus Baha cerita bahwa ketika Nabi Ibrahim melihat banyak manusia yang ingkar kepada Alloh, Nabi Ibrahim berkesimpulan bahwa orang-orang yang ingkar ini tidak menghargai Alloh, mereka hidup di bumi Alloh tapi tidak nurut pada perintah Alloh, maka Nabi Ibrahim berdo'a agar orang-orang kayak gitu itu dimusnahkan saja.

Singkat cerita, kemudian Nabi Ibrahim diperintah Alloh untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim awalnya protes..., jangan KAU perintah aku untuk menyembelih anakku, dia kekasihku, idaman hatiku Ya Alloh... konon Alloh bicara kepada Nabi Ibrahim, bahwa umat yang kau minta untuk aku musnahkan itu adalah umat ciptaan-KU, Alloh sayang pada ciptaanNYA, kenapa kamu wahai Ibrahim minta kepada-KU untuk memusnahkan umat yang Aku ciptakan, yang AKU sayangi, sedangkan ketika aku minta kepadamu untuk menyembelih anakmu kamu berusaha untuk menolak..., inilah sekelumit kisah sebab musabab adanya Idul Qurban, mudah-mudahan saya tidak salah menafsirkan khutbah dari Gus Baha.

Akhirnya Nabi Ibrahim menuruti perintah Alloh untuk menyembelih anaknya, tetapi perintah itu hanyalah ujian, sehingga putra Nabi Ibrahim-pun tidak jadi tersembelih, tergantikan dengan domba.

Saat itu juga Nabi Ibrahim menyadari bahwa ternyata dalam hidup ini, manusia harus selalu berbuat baik, berprasangka baik kepada siapapun, jangan merasa paling suci, paling benar, paling alim, dan yang paling akan masuk surga sendiri, semua sudah diatur oleh Alloh SWT sebagai pelajaran bagi hidup kita.

Inilah manfaatnya olahraga ringan di luar rumah, bisa menambah sehat badan dan alhamdulillah kalau ketemu orang bijak, bisa juga menambah sehat hati dan jiwa kita, semoga Alloh menjaga kita semua dari perbuatan yang tidak bermanfaat, menjaga dari perbuatan yang hanya bisa melihat kekurangan orang lain, marilah kita jaga kesehatan hati, jiwa, dan badan kita agar husnul khotimah.., aamiin.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun