Mohon tunggu...
Parfi Khadiyanto
Parfi Khadiyanto Mohon Tunggu... Dosen - pecinta lingkungan hidup dan arsitektur perkotaan

tinggal di semarang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Arsitek Lanskap untuk Masyarakat Ekonomi Bawah

4 Mei 2024   15:18 Diperbarui: 4 Mei 2024   15:25 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa itu Arsitek Lanskap, mereka adalah para arsitek yang berprofesi khusus dibidang pertamanan dan yang mengatur lansekap agar aman, nyaman, dan bermanfaat bagi masyarakat umum. Secara gampangnya bisa disebut sebagai perancang lingkungan merancang lingkungan perkotaan agar hubungan antara penutup keras (bangunan) dengan penutup lembut (taman) di suatu kawasan menjadi lebih harmonis dan lebih nyaman, tetapi profesi Arsitek Lansekap tidak terbatas pada taman kota saja, melainkan jauh lebih luas lagi yaitu mengatur dan merancang bentang alam.

Nah untuk wilayah perkotaan, Arsitek Lanskap ini lebih banyak beraktivitas pada pengaturan taman kota, atau semacam penghijauan di perkotaan. Yaitu penghijauan sepanjang jalur jalan, lapangan kampung, lapangan wilayah kecamatan, dan lapangan kota. Ingat pepatah lama yang berbunyi, rumah tanpa halaman bukanlah rumah, kampung tanpa lapangan bukanlah kampung, dan kota tanpa alun-alun (ruang terbuka yang luas), bukanlah kota. Jadi halaman, lapangan, ruang terbuka itu syarat mutlak harus ada di setiap lingkungan permukiman perkotaan. Siapa yang bertugas untuk mengaturnya dengan baik, yaitu si Arsitek Lansekap ini.

Peran Arsitek Lanskap menjadi dominan dan sangat diperlukan untuk mengembangkan kota dengan permukimannya agar kehidupan yang terjadi lebih harmonis dan lebih nyaman, sehingga masyarakat menjadi lebih betah, lebih krasan untuk tinggal di kota tersebut.

Dampak ikutan dari pengaturan taman-taman kampung dan taman-taman kota ini disamping menjadikan masyarakatnya lebih nyaman, lebih sehat, ternyata bisa pula meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar, sebab dengan adanya taman yang baik, indah, dan nyaman, maka banyak masyarakat yang berkumpul di tempat itu, ada yang sekedar istirahat menikmati pemandangan luar, ada yang berolah raga ringan yaitu jalan-jalan di sekeliling taman, dan banyak juga yang memanfaatkan taman untuk rekreasi santai bersama anak-anak mereka yang masih kecil, bermain, berlarian, dan sebaginya.

Ketika ada kumpulan masyarakat yang banyak itu, maka hal ini akan mengundang juru parkir agar kendaraan yang datang, yang digunakan untuk alat transporatsi lokal ini, baik yang roda dua maupun roda empat bisa parkir berjajar dengan aman dan tertib, ternyata hal ini mengundang pula para pedagang makanan ringan dan pedagang mainan anak-anak.

Penulis ngobrol dengan tukang parkir yang ada di sebuah lapangan yang sudah diperbaiki menjadi taman untuk tingkat kelurahan di kota Semarang, di sana ada tiga tukang parkir, seminggu dua kali penulis mengunjungi taman itu karena ada klub jalan kaki untuk manula, yaitu jalan kaki dengan tongkat nordik. Tukang parkir ini bilang, sebelum taman atau lapangan ini diperbaiki, gak ada penghasilan sama sekali, setelah diperbaiki dan banyak masyarakat berkunjung di sini, rata-rata tiap hari ada sekiat 100 kendaraan, kalau hari libur yaitu Sabtu dan Minggu bisa sampai 200 kendaraan, sekarang mereka merasa punya penghasilan yang lumayan. Demikian pula pedagang kecil yang jualan baju anak-anak, celana olahraga, makanan kecil, mereka merasa diuntungkan dengan diperbaikinya lapangan atau taman kelurahan ini yang menjadi lebih berfungsi dan lebih bersih, bukan sekedar tanah lapang yang kosong.

Seandainya para Arsitek Lanskap mau berkiprah, entah lewat proposal proyek atau pengabdian profesi ke pemerintah kota untuk memperbaiki dan memfungsikan tanah lapang di tiap-tiap kelurahan sebagai taman bermain dan tempat olahraga ringan, maka manfaat ganda akan didapat, yaitu lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat, serta ekonomi masyarakat kecil di sekitar taman itu menjadi terangkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun