Hi Parents, saya masih tertarik untuk membahas tentang Tata Krama yang bisa diaplikasikan secara mudah buat anak-anak kita.
Karena dengan penerapan tata krama dalam kehidupan sehari-hari, anak akan belajar mengendalikan dirinya dalam berprilaku, bertuturkata serta memberi dampak pada lingkungannya.
Pernahkah kita memperhatikan bagaimana anak-anak dalam pergaulannya berbicara pada orang lain yang seumuran dengannya ataupun kepada yang lebih tua? Jika kita perhatikan, ada anak yang berbicara dengan santun ada juga anak yang berbicara asal terucap saja tanpa memperhatokan kepada siapa dia berbicara.
Kita sadari atau tidak, kebiasaan anak dalam berbicara dan bergaul dipengaruhi oleh apa yang dia lihat dan dengar setiap hari. Baik melalui tontonan, percakapan ditengah keluarga, cara orangtuanya memperlakukannya, meniru apa yang salah tanpa dia tidak pahami bahwa itu salah. Berarti semua berawal dari teladan apa yang diberikan kepada anak kita sejak dia terlahir didunia ini.
Teladan yang bisa ditunjukkan pada anak sejak terlahir di dunia ini adalah apa yang diucapkan dan dilakukan orangtua kepada anaknya. Dan jika terus dilakukan akan membuat kebiasaan baik yang melekat pada diri anak dan akan berdampak positif saat anak masuk ke dunia sosial.
Contohnya adalah kebiasaan untuk menggunakan kata Tolong, Maaf dan Terima kasih secara tepat.
1. Kata ajaib "Tolong"
Ketika anak hendak meminta diambilkan sesuatu, mintalah anak untuk menggunakan kata tolong dengan intonasi yang menurun. Contoh : "Mama, tolong ambilkan itu"
2. Kata ajaib "Terima kasih"
Ketika anak mendapatkan sesuatu pemberian, menerima pertolongan, bantuan ataupun kebaikan hati orang lain, mintalah anak untuk mengucapkan terima kasih dengan ekspresi senyum yang terbuka.
3. Kata ajaib "Maaf"
Ketika anak melakukan kesalahan, meskipun tidak disengaja, mintalah anak untuk mengucapkan kata maaf dengan ekspresi wajah yang cenderung sedih atau menyesal. Karena kata maaf atas kesalahan yang dilakukan lebih menunjukkan rasa penyesalan atas kesalahan yang dilakukan, serta ajarkan juga rasa tanggung jawab dari kata maafnya tersebut.
Contohnya karena kurang hati-hati, anak kita menyenggol orang lain hingga terjatuh, maka anak kita seharusnya sudah bisa mengatakan maaf dan membantu yang terjatuh.
Kesalahan-kesalahan kecil tersebut akan tetap kecil jika pelaku mengakui, meminta maaf dan bertanggungjawab. Namun, jika tidak ada kata maaf yang terucap, maka kesalahan-kesalahan kecilpun dapat merusak persahabatan.