Bagi generasi Zaman Now, teknologi telah mendominasi peran-peran penting dalam bagian kehidupan. Bahkan untuk komunikasi - peran terbesar untuk menjalin hubungan dengan sesama manusia bahkan juga kepada Tuhan - telah dikuasai oleh teknologi. Contoh update status di sosmed, tapi panggil nama Tuhan dan menuliskan doa-doanya.
Setiap orang telah dimudahkan untuk terhubung dengan siapapun hanya dalam satu bingkai layar hidup, tanpa perlu memikirkan jarak dan waktu, karena teknologi telah menghapuskan batasan itu.
Namun, tanpa disadari wahana yang tercipta dari teknologi ini pun dapat membuat kita tersandung pada masalah tata krama, bagaimana menunjukkan rasa hormat kepada orang lain. Sebut saja masalah panggilan telepon yang salah sambung.
Pernahkah kita menyadari bahwa kemudahan untuk menghubungi orang lain membuat kita meremehkan si penerima panggilan telepon kita. Ketika si penerima mengatakan bahwa orang yang ingin kita hubungi bukan dirinya, seketika itu juga kita langsung memutuskan panggilan telepon kita, tanpa mengucapkan kata maaf yang sewajarnya dan dengan tenang kita membuka panggilan telepon yang baru dengan memastikan nomor yang kita ketikkan itu tidak ada kesalahan lagi, dan semua berlalu begitu saja.
Padahal, si penerima panggilan telepon yang salah sambung tadi telah menghentikan aktifitas pentingnya demi menjawab panggilan telepon masuk dari kita.Â
Mungkin, ketika panggilan telepon masuk tadi, dia sedang konsentrasi mengikuti urutan resep saat mengaduk adonan dan harus mengulang kembali konsentrasinya setelah menjawab telepon kita yang salah sambung tadi.Â
Atau mungkin, dia sedang mengurus bayinya yang rewel karena sakit, atau mungkin saja dia sedang dalam pembicaraan penting, atau bisa saja dia sedang tidur setelah sangat lelah menjaga matanya tidak tertidur beberapa malam demi tanggungjawabnya, dan kita telah mengganggu apapun aktifitas mereka saat panggilan telepon dari kita itu dijawab mereka.
Beberapa orang yang pernah saya minta tanggapannya mengatakan, itu sudah jarang terjadi di zaman now karena sekarang orang sudah lebih banyak menggunakan tulisan dari pada lisan.Â
Bicara dengan tulisan (baca : chatting) sudah disediakan fitur delete for everyone sehingga bisa dihapus dengan cepat jika terjadi kesalahan pengiriman, jadi si penerima pesan tidak perlu membaca tulisan yang salah kirim tersebut.
Baiklah, kalau begitu, setelah tulisan yang sempat kita kirimkan tersebut kita hapus, dan ada jejak di layar si penerima pesan yang bertuliskan "this message was deleted" apakah kita tidak perlu menuliskan kata maaf yang sederhana untuk menutup lorong penasaran orang lain tentang tulisan yang belum dibacanya tapi sudah kita hapus itu?