KawalMenteri.org, e-Transparency dan Move On Puan Maharani
Agung Lakosno sepertinya merasa bangga sekali melihat lembaga kementerian yang dipimpinnya dulu, Kemenkokesra yang kini telah berubah nama menjadi Kemenko PMK, mengalami progress yang begitu signifikan. Bahkan paling signifikan dalam konteks isu kontemporer terpopular: pemanfaatan teknologi informatika dan komunikasi untuk pelayanan publik serta transparansi; yang kita semua tahu bahwa “transparansi” ini merupakan diksi paling penting—sekaligus sensitif—dalam konteks penyelenggaraan good governence.
Kemarin, Kamis 20 Nopember, Puan Maharani menerima penghargaan dari eTransparency Award sebagai situs pemerintahan paling progressif dalam hal transparency (salah satu prinsip dalam good governence yang tidak cukup diterjemahkan sebagai “keterbukaan” saja—karena melingkupi berbagai paramter lain yang cukup kompleks) sekaligus menduduki peringkat ke-8 situs pemerintahan terbaik.
Paramadina Public Policy Institute sebagai lembaga yang membidani eTransparency Award ini menilai bahwa situs web Kemenko PMK menjadi situs yang paling pesat dalam hal transparansi. Seperti yang dijelaskan Abdul Rahman Ma'mun: kategori situs paling progresif merupakan sebuah kategori baru yang dibuat Paramadina Public Policy Institute (PPPI) untuk menilai situs lembaga mana yang mempunyai perkembangan paling pesat dalam hal transparansi. "Kategori ini dinilai dari yang perkembangan situsnya dari tahun lalu hingga tahun ini paling signifikan”, sambung Abdul Rahman. Begitu pengakuan mereka dan kita sebagai publik berhak meragukannya.
Membaca pemberitaan ini, jujur, saya tidak terlalu “peduli”. Sorry to say, kita sama-sama tahu bahwa award ini digagas oleh sebuah lembaga penelitian yang merupakan bagian dari Paramdina; “rumah”nya Anis Baswedan yang notabene “bawahan” Puan Maharani di Kabinet Kerja. Penjelasan sedetail apapun tentang mekanisme dan prosedural penjurian ini (baca: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20141120152423-20-12798/situs-menteri-puan-disebut-paling-progresif) tak serta merta menghilangkan begitu saja praduga “subjektifitas”.
Sampai akhirnya saya melihat statistik di kawalmenteri.org.
Cukup tercengang mengamati hasil polling di kawalmenteri.org--situs independen sebagai lanjutan dari “proyek” sebelumnya yang begitu fenomenal, kawalpemilu.org—yang menempatkan Kemenko PMK di peringkat pertama Kementerian dengan IKM (Indeks Kinerja Menteri/Indeks Kawal Menteri) tertinggi. IKM sendiri dapat diartikan sebagai “angka kesimpulan” yang memperhitungkan hasil polling masyarakat di berbagai parameter kinerja lembaga kementerian yang distandarkan di KawalMenteri, yaitu: Prioritas, Hasil, Transparansi Anggaran dan Lembaga Kementerian.
Saya sebagai orang yang selalu menaruh “curiga” pada menterinya, Puan Maharani (mengingat posisinya sebagai anak biologis dari ketumnya partai asal presiden, dan juga dipengaruhi oleh persepsi mayoritas media yang harus kita akui menempatkan sosok cucunya Soekarno ini sebagai tokoh antagonis) diam-diam merasa kecewa dengan kesesuaian hasil antara e-Transparency (juri terbatas) dengan KawalMenteri (juri terbuka/publik) yang sama-sama menempatkan Kemeno PMK sebagai kementerian “terpuji” dalam konteks transparansi dan kinerja.
Apakah Puan Maharani mulai “move on” dari keterpurukannya di persepsi publik dengan membuktikannya melalui kinerja di lembaga kementeriannya? Mungkin. Dan saya diam-diam berdoa.
[caption id="attachment_377132" align="aligncenter" width="615" caption="Sumber: capture situs kawalmenteri.org"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H