Mohon tunggu...
Anggitsari Parendra
Anggitsari Parendra Mohon Tunggu... -

Ketika sesuatu tak terungkapkan oleh lisan, menulis adalah pilihan yang menyenangkan :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daendels Hidup Kembali?

17 April 2012   16:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:30 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari minggu kemarin saya pergi ke Cilacap bersama teman-teman untuk menghadiri pernikahan salah seorang teman. Kami berangkat melalui jalan Daendels dengan menggunakan bus. Cuaca sangat mendukung, tidak panas tidak hujan sehingga awalnya kamipun menikmati perjalanan. Apalagi didukung pemandangan yang cukup menyegarkan. Jalan Daendels ini adalah jalan alternatif jadi memang lumayan sepi dan tidak banyak kendaraan yang lewat sini. Meskipun banyak rumah penduduk di pinggir jalan namun bisa saya pastikan mereka tidak pernah mengeluh dengan yang namanya polusi karena asap kendaraan.

"Kenikmatan" melewati Jalan Daendels sangat terasa sansasinya saat perjalanan dari Purworejo hingga perbatasan Kebumen. Wah super sekal rasanya! Naik bus berasa kayak naik odong-odong. Jalannya bolong gedhe-gedhe udah gitu dalem pula bolongnya. Kalau mobil sedan bakal remuk kalau lewat jalan ini. Kalau truk sama bus rawan ngglimpang! HORROR pokoknya! Mungkin bagi anda yang badannya udah pada segedhe gaban tapi masih pengen naik odong-odong, silakan naik bus melalui jalan ini..hahaha.. dijamin puas. Bahkan sensasi goyangan di dalam bus kayaknya lebih fantastik daripada naik odong-odong! Percaya atau tidak, baru kali itu saya begitu berharap Daendels hidup kembali. Kalau Daendels hidup lagi kayaknya bakal alus tuh jalan :D

Yang jadi pertanyaan saya kenapa ya pemerintah daerah tidak begitu memperhatikan jalan alternatif seperti ini. Tidak adil sepertinya kalau misal alasannya hanya karena sedikit kendaraan yang lewat jalan itu jadi perbaikan jalan dialihkan ke jalan lain. Menurut saya sih bukan masalah soal sedikit atau banyaknya kendaraan yang lewat, yang jelas jalan itu masih digunakan untuk umum dan menurut saya jalan itu cukup mengancam keselamatan kalau tetap dibiarkan seperti itu.

Yang lebih menggelitik lagi, kok masyarakat setempat cuek aja jalan yang mereka lewati sehari-hari bolong-bolong gitu. Apa masyarakat tidak kepikiran ngurug buat nambal jalan yang bolong-bolong itu yaa? Tidak perlu muluk-muluk memperbaiki jalan jadi alus dan nyaman, yang penting aman dulu lah untuk dilewati. Benar-benar bingung bin heran saya sama masyarakat setempat. Kok ya tidak tanggap gitu lho! Kerjabakti buat ngurug jalan yang bolong-bolong apa susahnya coba? Orang yang pakai sehari-hari mereka juga, buat keamanan mereka juga saat melewati jalan itu.

Apa ya perlu Daendels sampai turun tangan (lagi)? Masa' iya Daendels harus bangkit dari kubur hanya untuk memerintah masyarakat setempat untuk memperbaiki jalan??! *Hehhh (_ _")

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun